Surabaya (Antaranews Jatim) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur mencatat beberapa komoditas pangan di wilayah setempat masih mengalami surplus atau kelebihan stok, sehingga dipastikan stok pangan pada Lebaran 2018 hingga beberapa bulan ke depan aman.
"Stok komoditas pangan di Jatim aman sampai dengan beberapa bulan ke depan," kata Kepala Grup Adwsory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Harmanta di Surabaya, Kamis.
Oleh karena itu, Harmanta meminta kepada masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan stok komoditas bahan pangan pokok pada Lebaran 2018 hingga beberapa bulan ke depan.
Sesuai data Dinas Pertanian, ia menyebutkan sejumlah komoditas pangan yang mengalami surplus antara lain beras dengan perkiraan produksi selama Januari-April 2018 yang mencapai sebesar 3.881.110 ton.
Total produksi itu, dengan catatan kebutuhan selama 4 bulan sebesar 1.188.972 ton, sehingga surplus 2.692.138 ton atau mencukupi untuk kebutuhan 9 bulan ke depan.
"Angka itu diperkirakan akan terus bertambah karena musim panen gabah yang baru berakhir di bulan April lalu," kata dia.
Selain itu, jagung juga mengalami hal yang sama dengan produksi 1.710.909 ton pipilan kering dan kebutuhan konsumsi selama empat bulan sebesar 40.908 ton, sehingga mengalami surplus 1.670.001 ton.
Kemudian, bawang merah dengan kebutuhan selama empat bulan sebesar 35.960 ton dan perkiraan produksinya 113.584 ton, akan mencatatkan surplus 77.625 ton, atau cukup untuk kebutuhan 8,6 bulan ke depan.
Selanjutnya, untuk cabai rawit merah dengan keperluan konsumsi sebesar 15.636 ton dan jumlah produksi selam empat bulan ke depan sekitar 40.145 ton, akan mencatatkan surplus 24.510 ton.
Kebutuhan cabai merah besar selama empat bulan sebesar 14.044 ton akan tertutupi dengan produksi sebesar 19.239 ton yang menghasilkan surplus 5.195 ton, ditambah bawang putih dan kedelai yang juga mengalami hal yang sama.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena kami dan pemerintah telah melakukan impor kedua komoditas tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga stok keduanya pun dipastikan aman," katanya.
Meski dipastikan aman, Harmanta menyadari bahwa harga sejumlah komoditas terpantau mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan permintaan menjelang Ramadhan.
Namun, kata dia, kenaikan itu masih berada dalam batas wajar dan bahkan beberapa di antaranya mulai memperlihatkan kecenderungan menurun, seperti telur ayam ras yang selama beberapa waktu terakhir memperlihatkan kenaikan, kini mulai menurun.
"Berdasarkan catatan kami, mendekati pertengahan bulan Ramadhan harga telur ayam diperkirakan akan mengalami penurunan," tutur Harmanta. (*)