Para tenaga medis dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) melakukan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) untuk mendeteksi dini kanker leher rahim atau serviks dan perabaan guna mendeteksi dini kanker payudara di KJRI Hong Kong pada Sabtu (23/2) hingga Minggu (25/2).
"Lebih baik terdeteksi sedini mungkin daripada baru mengetahuinya pada kemudian hari," kata Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong, Tri Tharyat, dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Beijing, Senin.
Dalam melakukan pemeriksaan itu, YKI dibantu sejumlah tenaga sukarelawan Peduli Sehat Hong Kong.
Dr Kartiwa Hadi Nuryanto dari YKI menjelaskan bahwa pengidap kanker serviks di Belanda tergolong rendah. Padahal, negara yang pernah menjajah Indonesia itu memiliki kawasan prostitusi terkenal di Amsterdam.
"Rendahnya pengidap kanker serviks antara lain didukung oleh pemahaman yang baik para wanita Belanda akan pentingnya deteksi dini kanker serviks," ujar staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Menurut dia, menghilangkan sel-sel kanker pada tahap-tahap awal sangat besar peluangnya dibandingkan pada kemudian hari.
Beberapa TKI sangat senang bisa memeriksakan diri potensi kanker tersebut secara cuma-cuma.
Apalagi kuota yang diberikan oleh KJRI sangat terbatas, yakni hanya 100 orang. Padahal jumlah TKI di Hong Kong mencapai angka 154.000 orang.(*)