Blitar (Antaranews Jatim) - Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Lodagung, di Kabupaten Blitar, Jawa Timur untuk keperluan penyediaan tenaga listrik.
Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant Ruritan, Selasa mengemukakan, program itu sengaja dibuat. Perum Jasa Tirta ingin meningkatkan manfaat air menjadi tenaga listrik, sehingga bisa dinikmati masyarakat.
"Target kami sederhana, air bisa ditingkatkan manfaatnya menjadi listrik dan bisa dinikmati masyarakat. Jadi, dari lodagung (PLTM Lodagung, Kabupaten Blitar) 1,3 Megawatt masuk jaringan Kademangan. Selama ini memakai 3 Megawatt, jadi sekitar setengahnya kurang sedikit dipasok dari sini (PLTM Lodagung)," katanya dalam peresmian PLTM di Bendungan Wlingi Raya, Desa Jegu, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Ia menjelaskan, air yang dimanfaatkan dari Blitar itu bisa juga dimanfaatkan menjadi tenaga listrik untuk masyarakat Blitar. Selama ini, tingkat konsumsi listrik di Pulau Jawa cukup tinggi, sehingga dengan adanya PLTM yang baru, warga di sekitar PLTM bisa menikmati listrik yang dihasilkan dari tempat ini.
Dengan PLTM itu bisa mengaliri listrik untuk sekitar 3.000 rumah warga di sekitar bendungan tersebut.
PLTM Lodagung ini menggunakan teknologi "siphon", dengan memanfaatkan saluran air irigasi Blitar-Tulungagung yang dikelola Perum Jasa Tirta I. Teknologi ini adalah yang pertama kalinya diterapkan di pembangkit listrik yang ada di Indonesia. Dengan teknologi ini, pembangunan PLTM Lodagung tidak perlu mengubah bendungan yang ada.
Untuk membangun pembangkit tersebut, Perum Jasa Tirta I menggandeng PT Barata Indonesia (Persero) sebagai kontraktor. Dana yang diinvestasikan oleh Jasa Tirta I untuk pembangunan pembangkit ini mencapai Rp39,8 miliar, yang seluruhnya berasal dari kas internal.
"Kami kira luar bisa, air bisa dipakai menjadi listrik di Blitar. Teknologi siphon ini baru pertama di Indonesia, di Kabupaten Blitar. Jadi, prinsipnya seperti seperti memindahkan air dari dua tempat tapi menggunakan pipa berhubungan."
"Jadi, ketika muncul tekanan negatif air itu pindah seperti memindahkan minyak, tapi kali ini dilakukan untuk membangkitkan listrik. Dengan demikian ketika membuat siphon ini tidak perlu lagi membuka tumbuh bendungan yang ada, tidak perlu gali lagi tapi hanya diseberangkan," paparnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan teknologi ini nantinya bisa digandakan di tempat yang lain. Untuk beberapa konstruksi seperti turbin dan generator dari luar negeri, namun untuk tenaga operasional dari dalam negeri. Dari hasil penelitian, teknologi ini juga bisa dimanfaatkan dalam rentang yang cukup lama, hingga 25 tahun.
Ia juga menegaskan, PLTM ini juga tidak mengurangi air yang ada di waduk. Untuk program itu, memanfaatkan air yang keluar dari bendungan untuk digunakan membangkitkan tenaga listrik. (*)