Bojonegoro (Antaranewas Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, tetap mewaspadai ancaman banjir luapan Bengawan Solo, karena puncak curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan bencana banjir luapan Bengawan Solo akan terjadi pada Februari.
"Kewaspadaan menghadapi ancaman banjir Bengawan Solo tetap kita lakukan. Meskipun sekarang ketinggian air di TBS yang semula sempat mencapai 13,40 meter mulai berangsur-angsur surut," kata Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Sabtu.
Menurut dia, surutnya air Bengawan Solo di daerahnya, disebabkan ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, juga Ngawi, saat ini sudah berangsur-angsur surut.
"Sepanjang tidak ada tambahan hujan lokal, juga Bengawan Solo di hulu airnya tidak naik lagi, maka air di hilir Jawa Timur, akan terus surut," ucapnya menambahkan.
Meski demikian, kata dia, BPBD tetap mewaspadai ancaman banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor yang dipengaruhi puncak curah hujan yang akan terjadi pada Februari.
"Puncak curah hujan yang berpotensi menimbulkan bencama pada musim hujan tahun ini pada Februari," ujarnya.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, di bawah siaga banjir dengan ketinggian mencapai 25,83 meter, Sabtu pukul 15.00 WIB.
Sebelumnya ketinggian air di Karangnongko, sempat mencapai 26,86 meter pagi tadi. Di daerah hilir Babat, Karanggeneng, Laren, dan Kuro, semuanya di Lamongan, pada waktu bersamaan juga masih siaga I-hijau masing-masing 7,42 meter, 4,99 meter, 3,90 meter dan 1,78 meter.
Seorang petani Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Hadi menambahkan para petani di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, yang tanaman padinya di lahan banjir luapan Bengawan Solo semuanya sudah panen.
"Petani di Kanor dan Baureno, sudah selesai panen tanaman padi, bahkan mulai bersiap-siap menanam tanaman pagi lagi," kata dia menambahkan.
Hal itu dibenarkan Camat Kanor, Bojonegoro Subiyono yang menyebutkan tanaman padi di sejumlah desa di wilayahnya yang masuk lahan banjir luasnya sekitar 500 hektare.
"Tanaman padi di Kanor tahun ini aman dari banjir luapan Bengawan Solo," ucapnya. (*)