Surabaya (Antara Jatim) - PT PAL Indonesia merampungkan pembangunan bentang tengah Jembatan Holtekamp, yang kemudian akan segera dikirim menggunakan kapal tongkang untuk dirangkai dengan konstruksi lainnya yang telah dibangun di Kota Jayapura, Papua.
"Malam hari ini agendanya adalah proses 'log out', yaitu mengeluarkan bangunan bentang tengah dari bengkel PT PAL ke atas kapal tongkang," ujar Manager Proyek Pembangunan Jembatan Holtekamp Rizki Dianugrah kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Jembatan Holtekamp sepanjang 1,3 kilometer di Kota Jayapura dibangun oleh konsorsium tiga kontraktor, yaitu PT Pembangunan Perumahan (PP), Hutama Karya (HK), dan Nindya Karya (NK) sejak bulan Juli lalu, yang ditargetkan sudah bisa dipergunakan oleh masyarakat setempat sebelum akhir bulan Desember.
Rizki menjelaskan, bangunan rangka utama jembatan senilai Rp858 miliar dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ini dikerjakan di luar Kota Jayapura, salah satunya di PT PAL Indonesia, Surabaya.
"Bangunan rangka utama Jembatan Holtekamp panjangnya sekitar 400 meter. Bentang Utama dikerjakan di PT PAL Indonesia, tiga bentang lainnya dikerjakan di PT Waagner Biro Indonesia, Cikande, Banten, serta dua lainnya di PT Boma Bisma Indra dan PT Bromo Steel Indonesia, Pasuruan, Jawa Timur," katanya.
Tiga bentang yang dikerjakan di luar PT PAL Indonesia ini masing-masing panjangnya 50 meter dan telah dirangkai dengan konstruksi jembatan lainnya di Jayapura.
Sedangkan bentang utama yang dikerjakan di PT PAL Indonesia terdiri dari dua bangunan yang masing-masing panjangnya 120 meter.
Menurut Rizki, setelah malam ini dua bangunan bentang tengah itu dikeluarkan dari bengkel PT PAL ke atas kapal tongkang, selanjutnya akan diberangkatkan ke Jayapura pada 3 Desember, yang akan disaksikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochamad Basoeki Hadimoeljono.
"Kedatangan saya ke sini untuk memastikan dua bangunan Bentang Tengah yang dikerjakan PT PAL benar-benar rampung, sehingga saat Menteri PUPR datang tinggal memberangkatkannya saja," ucapnya.
Dia menambahkan, kenapa pembangunan Jembatan Holtekamp bagian rangka utamanya dikerjakan di empat lokasi "workshop" yang berbeda, yaitu untuk menghindari gempa.
"Karena Jayapura adalah kota yang rawan gempa sehingga akan membahayakan jika rangka utamanya dikerjakan di sana," ujarnya.
Namun begitu, dia memastikan setelah seluruh rangkaian rangka utama yang dikerjakan di berbagai lokasi "workshop" itu telah disatukan, Jembatan Holtekamp Jayapura akan tahan gempa selama seribu tahun. (*)