Kediri (Antara Jatim) - Lomba tradisional berupa gobak sodor serta dagongan digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-18 Dharma Wanita di Kota Kediri, Jawa Timur, dengan melibatkan anggota Dharma Wanita serta aparatur sipil negara (ASN) di kota ini.
Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah menginginkan agar permainan tradisional seperti gobak sodor dan dagongan, harus dikenal terutama oleh anak-anak, sehingga mereka tidak hanya bermain gawai saja, melainkan anak-anak juga bisa olah fisik.
"Gobak sodor ini luar biasa dan mudah-mudahan ini bisa dikasih tahu ke anak-anak sekarang tentang olahraga ini, bukan hanya bermain gawai. Permainan ini harus dimasyarakatkan lagi," katanya dalam acara lomba gobak sodor serta dagongan di Gedung Olahraga (GOR) Jayabaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Ia juga sangat mendukung kegiatan yang digelar oleh Dharma Wanita Kota Kediri ini, dengan permainan tradisional tersebut. Selain melestarikan permainan tradisional, juga turut serta mengenalkan permainan ini pada anak-anak mereka.
"Dulu saat kecil, memang permainan gobak sodor ini jadi permainan favorit, tidak ada pembedaan laki-laki, perempuan, semua bermain sama. Jika kalah menggendong yang menang," katanya menceritakan masa lalu.
Ia juga berharap, agar kekompakan selalu terbina antara para istri pegawai di organisasi perangkat daerah (OPD) serta dengan para aparatur sipil pemerintah (ASN). Tanpa dukungan yang baik, tentunya beragam kegiatan Dharma Wanita Kediri tidak bisa terealisasi dengan maksimal.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar mengatakan sangat mendukung lomba tradisional yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Kota Kediri ini. Diharapkan, nanti kegiatan ini juga bisa diikuti dan semakin digemari anak-anak. Selain bisa melatih fisik, lomba tradisional ini diharapkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bisa menumbuhkan jati diri bangsa.
"Pemilihan kegiatan ini juga ada instruksi dari Kemenpora untuk melestarikan olahraga tradisional untuk memperkuat jati diri bangsa sekaligus sebagai aktualisasi olahraga rekreasi yaitu berdasarkan Pasal 19 UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional," katanya.
Ia juga mengatakan, dipilihnya dua olahraga tradisional tersebut yaitu gobak sodor serta dagongan karena bisa dipertandingkan hingga tingkat nasional dua tahun sekali. Selain itu, di Kediri olahraga ini juga mempunyai nilai historis tersendiri.
"Lomba gobak sodor ini dipertandingkan sampai tingkat nasional dua tahun sekali. Olahraga ini juga mudah dilakukan, bahkan sudah ada standarisasinya, sehingga bisa dipertandingkan," ujar Nur.
Dalam pertandingan gobak sodor ada 32 regu yang bertanding dengan setiap regu terdapat tujuh pemain, dimana lima adalah pemain inti sisanya cadangan. Sedangkan, untuk dagongan yaitu olahraga menggunakan bambu ada 42 regu dimana setiap regu juga ada tujuh orang, lima pemain inti dan dua cadangan. Lomba dagongan itu diikuti para pria, sementara gobak sodor perempuan.
Para peserta kegiatan ini adalah dari seluruh ASN serta anggota Dharma Wanita Kota Kediri dari berbagai OPD di kota ini. Para pemenang selain mendapatkan piagam penghargaan, juga sejumlah uang. (*)
Video Oleh Asmaul Chusna