Surabaya (Antara Jatim) - Kota Surabaya menjadi tuan rumah dua kegiatan olahraga bertaraf internasional yakni "Surabaya Shooting Tournament 2017" dan "Surabaya Roller Marathon 2017" pada November 2017.
Ketua Harian Perserosi Surabaya, Donny Soesatmo, di Surabaya, Rabu, mengatakan pada tahun lalu kegiatan Roller Maraton diselenggarakan berbarengan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 10 November.
"Untuk kejuaraan tahun ini lebih semarak. Ini karena ada beberapa peserta dari Pelatnas dan juga untuk pertama kalinya ada peserta dari luar negeri," kata Donny.
Menurut dia, peserta dari luar negeri tersebut berasal dari Spanyol dan Prancis, termasuk juga peserta dari luar pulau seperti dari Sulawesi, Kalimantan dan bahkan ada dari Papua.
"Ini sudah sejarah untuk Indonesia karena selama ini untuk roller maraton belum ada yang dari luar negeri," kata Donny.
Ketua Panitia Surabaya Roller Marathon 2017, Hadi Sunarto menambahkan kejuaraan ini terbagi dalam dua kategori yakni kategori fun marathon dan kategori speed marathon.
Untuk kategori fun pesertanya mayoritas anak-anak, sementara speed marathon untuk peserta umum. "Untuk rutenya, start dan finish di Patung Gubernur Suryo. Jadi melalui Panglima Sudirman, Patung Karapan Sapi lalu masuk ke Basra kembali lagi ke start awal. Untuk pengaturan lalu lintas, kami sudah berkoordinasi dengan Satlantas Polrestabes dan Dinas Perhubungan serta Linmas," kata Hadi.
Hadi menyampaikan, selama ini olahraga sepatu roda di Surabaya sudah sangat berkembang. Hal itu dibuktikan dengan raihan empat medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) serta jadi runner-up Popnas sepatu roda di Semarang beberapa waktu lalu.
"Atlet-atlet sepatu roda Surabaya banyak yang meraih prestasi nasional. Itu bukti perkembangan olahraga sepatu roda di Surabaya sangat berkembang," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya, Afghani Wardhana mengatakan selama ini, animo masyarakat terhadap olahraga sepatu roda memang tinggi.
Melalui event ini, dia berharap tidak hanya penting bagi pembinaan atlet-atlet muda, tetapi juga ada multi player effect bagi Surabaya. "Harapannya ada multi player effect, contohnya untuk mendorong perkembangan sektor pariwisata dan ekonomi kota," kata Afghany. (*)