Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpesan kepada para anak-anak muda agar momentum peringatan Hari Pahlawan pada 10 November mendatang lebih giat belajar agar tidak ketinggalan zaman.
"Meskipun sudah merdeka, anak-anak muda tidak boleh lengah karena persaingan ke depan antarnegara sangat berat," kata Risma saat mengikuti Parade Surabaya Juang dari Tugu Pahlawan hingga Taman Bungkul Surabaya, Minggu.
Oleh karenanya, lanjut dia, anak muda harus belajar lebih keras agar bisa mempertahankan kemerdekaan itu. Hal ini, menurut Risma harus ditunjukkan dengan prestasi di sekolah.
Sedangkan pesan bagi masyarakat, lanjut wali kota, momentum Hari Pahlawan dimaknai sebagai tanda untuk tidak mengenal lagi kata lelah dan putus asa, melainkan tetap bekerja keras agar mampu memenangkan pertempuran yang sesungguhnya yakni melawan kemiskinan dan kebodohan.
"Jangan cepat menyerah, semangat bekerja harus lebih ditingkatkan," ujarnya.
Tentunya, kata dia, dengan adanya Parade Surabaya Juang ini adalah diperuntukkan bagi warga Surabaya terutama bagi generasi muda untuk mengetahui makna sejarah peristiwa 10 November yang sesungguhnya.
"Ini agar anak-anak muda mengerti dan mampu memaknai kemerdekaan yang sudah diraih para pendahulu," ujarnya.
Menurut dia, para pejuang mendapatkan kemerdekaan bukan dengan cara yang muda tetapi dengan seluruh perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. "Mari kita berjuang terus, tidak ada kata menyerah," katanya.
Parade Surabaya Juang kali ini menampilkan sejumlah aksi teatrikal seperti halnya aksi Sumpah Pregolan (sumpah merdeka atau mati). Selain di kawasan Tugu Pahlawan, teatrikal juga digelar di kawasan Siola, yakni perang TKR laut, kemudian teatrikal perobekan bendera Belanda di Hotel Mojopahit yang dilanjutkan pembacaan puisi "Surabaya" karya K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus).
Kemudian teatrikal perang 10 November di depan Grahadi, lalu di Tugu Bambu Runcing dan Polisi Istimewa-Santa Maria. Dibandingkan dengan tahun lalu, Parade Surabaya Juang tahun ini lebih banyak menampilkan aksi teatrikal sosiodrama. (*)