Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur, menargetkan produksi padi pada tahun 2017 mencapai 530.000 ton sehingga mampu mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan pemerinntah pusat.
"Kami berharap capaian produksi padi di Kabupaten Madiun selalu surplus setiap tahunnya. Tahun ini ditaretkan bisa 530.000 ton," ujar Bupati Madiun Muhtarom, di Madiun Sabtu.
Menurut dia, sesuai data Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, target produksi padi hingga 500.000 ton tersebut akan dukung dengan penyediaan lahan pertanian seluas 90.941 hektare.
Adapun, jumlah luasan lahan pertanian tersebut meningkat dari tahun 2016 yang tercatat mencapai 82.185 hektare. Peningkatan tersebut dipicu oleh pemanfaatan lahan pertanian yang maksimal termasuk di tepian hutan dan bawah tegakan pohon.
Menurut dia, guna meraih target tersebut pihaknya bersama dinas terkait dan para petani terus melakukan sejumlah upaya pendukung.
Di antaranya memaksimalkan bantuan dari pemerintah pusat, provinsi, dan juga pemerintah daerah setempat terkait sarana dan prasarana di bindang pertanian. Baik, sarana infrastruktur maupun sarana produksi pertanian, seperti benih, pupuk, dan obat hama.
Selain itu, juga didukung oleh inovasi bercocok tanam yang dilakukan oleh petugas penyuluh pertanian dan petani setempat dalam mengembangkan sistem tanam padi.
Di antaranya dengan menggunakan sistem tanam sebar, sistem salin ibu, dan lainnya, disamping tetap menggunakan cara tradisional.
"Dengan inovasi tersebut, diharapkan mampu meningkatkan hasil panen petani di Kabupaten Madiun," kata Bupati.
Sisi lain, Bupati juga mengingatkan petani tidak boleh terlena, karena masih banyak tantangan dan permasalahan yang membutuhkan kewaspadaan dalam bercocok tanam. Di antaranya dengan mewaspadai serangan hama dan penyakit tanaman. Seperti hama wereng coklat, tikus, penggerek batang padi, sundep, sanomonas, dan lainnya.
"Demikin juga dengan tantangan faktor iklim dan cuaca yang terkadang tidak menentu. Semuanya harus diperhatian agar hasil panen maksimal," katanya.
Ia menambahkan, saat ini petani Kabupaten Madiun juga dituntut untuk berwawasan bisnis. Pihaknya meminta petani agar mengatur hasil panennya yang hendaknya jangan langsung dijual semuanya. Harus diberikan sentuhan kemajuan teknologi agar bisa memiliki nilai tambah.
Misalnya kelompok tani membuat pabrik tepung beras. Selain itu, semua petani jangan menanam padi, harus ada yang menanam palawija dan buah-buahan yang sesuai dengan karakter tanahnya. Dengan diversifikasi tanam, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. (*)