Jember (Antara Jatim) - Pelaksana tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Widi Prasetyo meminta masyarakat mewaspadai intensitas curah hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada November-Desember 2017.
"Potensi curah hujan tinggi akan terjadi selama dua bulan ke depan berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Malang," katanya di Jember, Senin.
Untuk Kabupaten Jember, lanjut dia, masuk kategori tinggi dan diprediksi mengalami peningkatan intensitas hujannya pada November-Desember 2017 sesuai peta prakiraan curah hujan dan potensi banjir yang dirilis BMKG.
"Curah hujan pada bulan November untuk wilayah Jember rata-rata menengah dan sebagian lagi kategori tinggi, bahkan pada Desember diprediksi terjadi peningkatan," tuturnya.
Menurutnya tingginya curah hujan tersebut akan berdampak pada potensi bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa kecamatan di Jember, sehingga masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan yang tinggi.
"Ada peringatan dini peta gerakan tanah longsor dari Kementerian ESDM yang menyebutkan sejumlah wilayah berpotensi longsor di antaranya lereng selatan Gunung Argopuro, Gunung Raung di wilayah Jember, dan gugusan Mandigu, Bande Alit dengan skalah menengah dan tinggi," katanya.
BPBD Jember mencatat sebanyak 17 kecamatan dari 31 kecamatan di Kabupaten Jember yang berpotensi terjadi bencana banjir dan tanah longsor tersebut.
Daerah rawan bencana banjir berada di 12 desa/kelurahan yang tersebar di empat kecamatan yakni Kecamatan Silo terdapat empat desa yakni Desa Karangharjo, Harjomulyo, Pace, dan Mulyorejo, kemudian di Kecamatan Sumberbaru berada di dua desa yakni Desa Yosorati dan Gelang.
Potensi rawan banjir juga berada di Kecamatan Panti yang meliputi Desa Kemuninglor, Kemiri, Suci, Pakis, dan Serut. Selanjutnya Kecamatan Patrang yang rawan banjir di Kelurahan Slawu.
Kemudian daerah potensi banjir genangan berada di Kecamatan Tempurejo yang tersebar di lima desa yakni Desa Tempurejo, Sidodadi, Wonoasri, Curahnongko, dan Curahtakir, sedangkan di Kecamatan Kencong meliputi Desa Cakru, Paseban, dan Kraton.
"Banjir genangan juga sering terjadi di Desa Mayangan-Kecamatan Gumukmas, kemudian Desa Balunglor-Kecamatan Balung, Desa Rambigundam-Kecamatan Rambipuji, dan Desa Lojejer-Kecamatan Wuluhan," katanya.
Sementara untuk daerah rawan tanah tanah longsor tersebar di 11 kecamatan yakni Kecamatan Jelbuk, Arjasa, Sumberjambe, Silo, Mayang, Ledokombo, Patrang, Mumbulsari, Sumberbaru, Puger, dan Panti.
Sebelumnya tanah longsor menerjang Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember pada Senin (16/10) malam yang menyebabkan satu rumah beserta penghuninya satu keluarga yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak tertimbun tanah, kemudian satu rumah rusak berat, dan belasan ternak milik warga juga mati tertimbun longsor.(*)