Jember (Antara Jatim) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember Achmad Bunyamin mengatakan pertumbuhan ekonomi di wilayah kerjanya eks-Keresidenan Besuki dan Lumajang (Sekarkijang) pada triwulan III tahun 2017 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.
"Perkembangan ekonomi di wilayah Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi dan Lumajang pada trwiulan III tahun 2017 diperkirakan tumbuh dikisaran 4,62 hingga 5,12 persen secara 'year on year' lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada di kisaran 5,06 hingga 5,56 persen," katanya di Kantor BI Jember, Kamis.
Meskipun masih relatif terbatas, lanjut dia, kinerja investasi di wilayah Eks Keresidenan Besuki dan Lumajang diperkirakan mengalami peningkatan pada triwulan III tahun 2017.
"Berdasarkan hasil survei kegiatan dunia usaha, investasi pada triwulan III-2017 diperkirakan meningkat dan hal itu tercermin dari saldo bersih tertimbang sebesar 10,7 persen, dan lebih tinggi dibandingkan triiwulan II-2017 sebesar 5,37 persen," tuturnya.
Ia mengatakan peningkatan investasi terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan (sub sektor tanaman pangan), serta perdagangan hotel dan restoran.
"Berdasarkan data SIMBPPT Banyuwangi, investasi usaha dalam rangka izin usaha industri atau izin perluasan usaha industri hingga 15 Agustus 2017 tercatat meningkat sebesar 83,18 persen (year on year) untuk izin industri pengolahan kayu dan penggilingan padi," katanya.
Achmad Bunyamin mengatakan sektor pertanian pada triwulan III-2017 diperkirakan tumbuh 2,92 hingga 3,42 persen dan angka tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,66 hingga 3,06 persen karena saat ini telah memasuki periode panen.
"Untuk pertumbuhan sektor industri pengolahan diperkirakan mencapai kisaran 5,37 hingga 5,87 persen (year on year) dan meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yakni 4,72 hingga 5,22 persen," ujarnya.
Sementara penyaluran kredit ke sektor industri pengolahan pada triwulan III-2017 mengalami pertumbuhan negatif dengan nilai sebesar -33,49 persen secara tahunan, namun kondisi itu lebih baik dibandingkan pada triwulan II-2017 sebesar -36,51 persen.(*)
Video oleh: Zumrotun Solichah