Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya meringkus AW, yang disebut sebagai otak pelaku komplotan penjambretan, atau pencurian dengan kekerasan, di wilayah Kota Surabaya, beserta penadahnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Leonard Sinambela dalam jumpa pers di Surabaya, Minggu, menyebut AW, usia 34 tahun, warga Kampung Bulak Banteng Surabaya, telah mengotaki penjambretan belasan kali di wilayah Kota Surabaya.
"Empat korban di antaranya melapor ke Polrestabes Surabaya. Mereka masing-masing menjadi korban di Jalan Undaan Kulon, Simokerto, Sidoyoso, dan perempatan Jalan Kaliondo Surabaya," ujarnya.
Sebagai otak penjambretan, Leonard menjelaskan, AW turut turun langsung ke jalanan untuk menentukan sasaran korban dengan mengendarai sepeda motor.
"Dia mengajak seorang rekannya yang dibonceng di sepeda motor yang dikendarainya. Sekaligus rekannya yang dibonceng ini bertindak sebagai eksekutor penjambretan dengan cara menarik paksa barang korban, yang sebelumnya telah ditentukan AW," katanya.
Salah seorang komplotan AW turut ditangkap polisi, yaitu berinisial IS, usia 21 tahun, warga Jalan Arimbi Surabaya.
"IS ini hanya salah satu komplotan yang membantunya. Sebab AW sering kali mengajak rekan dari komplotannya yang berbeda-beda setiap melakukan kejahatan jambret," ujarnya, menerangkan.
Komplotan AW, lanjut Leonard, selalu menyasar korban perempuan yang sedang mengendarai sepeda motor ataupun naik becak sendirian.
Polisi juga berhasil menangkap penadah berinisial AR, usia 49 tahun, asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur, yang selalu menerima barang-barang perhiasan hasil curian jambret dari komplotan AW.
Menurut Leonard penadah barang-barang hasil curian jambret komplotan AW ada dua. "AR ini penadah untuk barang-barang perhiasan, sedangkan untuk barang-barang berupa telepon seluler oleh komplotan AR dilempar ke penadah berinisial PI, yang hingga kini masih buron," katanya, menjelaskan.
Leonard menambahkan, selain masih memburu penadah PI, pihaknya hingga kini masih terus melakukan pengejaran terhadap komplotan AW lainnya.
"Setidaknya AW yang merupakan otak dari komplotan ini telah kami tangkap. Selanjutnya tinggal melakukan pengembangan untuk memburu komplotan lain dari jaringan ini," ucapnya. (*)