Tulungagung (Antara Jatim) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri menggelar lomba seni "nyethe" yang diikuti 108 peserta dari berbagai daerah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat.
Lomba seni kreasi tradisi "nyethe" yang melekat bagi masyarakat dan pecinta kopi plus rokok di Kota Marmer itu digelar bersamaan dengan rangkaian kegiatan klinik UMKM dan pengembangan kepariwisataan daerah itu yang diinisasi oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Pemkab Tulungagung serta lima perwakilan bank BUMN di daerah tersebut.
"Selain memang menjadi tradisi yang menjadi ikon Tulungagung, gelaran lomba cethe ini semangat yang diusung adalah mempertemukan petani kopi dengan pasarnya," kata Manajer Pengembangan UMKM Kantor Perwakilan BI Kediri Priyatna Utama dikonfirmasi di sela lomba seni nyethe.
Analis keuangan BI perwakilan Kediri ini mengatakan, tradisi nyethe sebagai pasar kopi yang potensial, setidaknya dalam skala lokal.
Pihak BI berharap selingan lomba seni lukis cethe di atas media batangan rokok tersebut bisa lebih memotivasi masyarakat dan petani kopi untuk mengembangkan lagi perkebunan kopi yang selama ini perlahan mulai ditinggalkan akibat pengelolaan serta pengolahan yang masih konvensional.
"Kebetulan BI Kediri punya program pengembangan pasar kopi ini di lereng Gunung Wilis, jadi ini bisa menjadi stimulan untuk merangsang pertumbuhan sektor perkebunan kopi rakyat khususnya di daerah-daerah binaan," katanya.
Lomba seni lukis cethe di atas media batangan rokok itu sendiri berlangsung meriah. Tak kurang dari 108 peserta lintasgender ikut serta meramaikan adu bakat melukis menggunakan bahan dasar ampas minuman kopi di atas media lima batang rokok yang disediakan panitia tersebut.
Tak hanya membuat pola batik yang monoton, para peserta juga mampu membuat karya lukis cethe dengan pola rumit dan detil.
Salah satu panitia lomba nyethe Sumaryoko mengatakan ada empat unsur penilaian yang menjadi patokan penilaian tim juri, yakni kerapian, keindahan, kebersihan dan keserasian pola gambar yang dibuat.
"Tak ada tema khusus. Lukisan bebas saja yang penting pola yang jelas, rapi dan tentu saja bernilai seni," katanya.
Namun karena pendaftaran peserta dibuat bebas dan terbuka oleh panitia dan BI, diakui Sumaryoko hasil karya peserta cenderung timpang.
Ada sebagian yang pola gambar normatif atau standar, dan ada sebagian lain yang telah memiliki kualitas seni lukis cethe tinggi.
"Tapi tetap banyak yang bagus-bagus. Pada akhirnya hanya tiga karya yang kami pilih sebagai yang terbaik,"kata Sumaryoko yang spesialis pelukis kaca itu.
Lomba seni nyethe merupakan sepenggal kegiatan yang digelar BI Kediri di Tulungagung dalam format besar klinik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta pelatihan keuangan inklusi dengan sasaran kelompok UMKM di Tulungagung, selama dua hari mulai Jumat hingga sabtu (26/8).
Pada hari pertama BI mengawali rangkaian kegiatan dengan menggelar seminar seminar motivasi pengembangan usaha yang dipandu oleh motivator nasional Remaja Tampubolon dengan tema "Change For Breakthrough".
Selain seminar motivasi, BI juga menggelar kegiatan festival gayatri, pameran UMKM, seminar infrastrujtur di hari kedua, bagi cerita (sharing) UMKM yang telah dianggap berhasil, diskusi panel tentang akses keuangan-asuransi dan e-commerce, ditutup dengan pesta kopi (coffe party) di halaman Crown Viktoria Hotel, lokasi kegiatan yang dipilih BI.(*)