Surabaya (Antara Jatim) - PLN Distribusi Jawa Timur menargetkan rasio elektrifikasi atau pemberiaan tenaga kelistrikan sejumlah desa terpencil wilayah setempat akan mencapai 100 persen dalam dua tahun atau pada 2019, dan kini program itu dalam progres mencapai 91 persen.
Manager Komunikasi Hukum dan Administrasi PT PLN Distribusi Jawa Timur Wisnu Yulianto di Surabaya mengatakan, dari total desa di Jatim masih tersisa sebanyak 25 desa yang belum teraliri listrik hingga saat ini, di antaranya berada di Pulau Madura.
Selain itu, kata dia, tidak semua desa yang telah terailiri listrik saat ini bisa berfungsi 24 jam, sebab masih ada beberapa desa yang hanya menyala selama 12 jam, sehingga perlu ditingkatkan.
"Oleh karena itu, perlu kami tingkatkan, dan perlu kerja keras serta kerja sama dengan beberapa pemegang kebijakan, sehingga target elektrifikasi 100 persen pada dua tahun ke depan bisa tercapai," tuturnya.
Ia menjelaskan, beberapa kendala yang menghambat target elektrifikasi di Jatim salah satunya adalah letak geografis sejumlah desa yang sangat sulit dijangkau, sehingga butuh tenaga ekstra agar mampu memasang tiang pancang listik.
"Seperti pemasangan tiang listrik yang kami lakukan di salah satu desa Bondowoso, letak desanya yang sulit dijangkau membuat kami harus kerja ekstra, ditambah dengan posisi tanah yang tidak datar," ujarnya.
Meski demikian, kata Wisnu, PLN Jatim akan tetap komitmen memberikan tenaga listrik kepada sejumlah desa terpencil, sesuai program pemerintah agar terjadi pemerataan pembangunan.
Wisnu mengaku, PLN Jatim akan secara aktif membangun kerekatan antarpemegang kebijakan melalui beberapa pertemuan, salah satunya melalui "Multi Stakeholders Forum" (MSF).
"Pertemuan tersebut sebagai upaya untuk mendistribusikan sejumlah informasi terkait pengembangan pembangunan infrastruktur kelistrikan dan pelayanan kelistrikan terkini, khususnya dl Provinsi Jawa Timur," katanya.
Kegiatan itu, kata Wisnu, juga menjadi cara yang dipilih PLN untuk membangun keterbukaan informasi, transparansi dan integritas.
Ia berharap, dengan adanya pertemuan dengan pemegang kebijakan dapat ditumbuhkan keselarasan pemahaman tentang isu kelistrikan terkini, sehingga akan ada terobosan untuk meningkatkan pelayanan serta usaha untuk menerangi Jawa Timur. (*)