Surabaya (Antara Jatim) - Festival Teater Jawa Timur 2017 mengambil tema "Membaca Akhudiat" untuk
menggali lebih dalam karya-karya dramawan asal Banyuwangi yang
kebanyakan ditulis pada era 1970 - 1990-an.
"Jawa Timur punya banyak tokoh nasional. Di bidang teater kita punya Dramawan Akhudiat yang perlu kita gali karya-karyanya bagi generasi masa kini yang mungkin bisa diterapkan untuk masa depan," ujar Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur Taufik "Monyong" Hidayat saat dikonfirmasi Rabu malam.
Festival Teater Jawa Timur merupakan agenda rutin tahunan Dewan Kesenian Jawa Timur. Tahun ini Festival Teater Jawa Timur berlangsung mulai tanggal 12 hingga 13 Juli di Gedung Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali, Surabaya.
Lewat tema "Membaca Akhudiat" dalam penyelenggaraan Festival Teater Jawa Timur tahun ini, Dewan Kesenian Jawa Timur ingin menggedor generasi muda.
"Mereka harus tahu dan menggali lebih dalam karya-karya teater yang pernah dilahirkan Dramawan Akhudiat," ujar Taufik.
Dramawan Akhudiat tampil menyampaikan orasi kebudayaan pada pembukaan Festival Teater Jawa Timur, Rabu malam.
Menurut dia masa depan teater hidup dalam bayang-bayang era digital. "Karena media kini telah diringkas dalam versi digital. Beberapa bentuk pertunjukan seni telah berwujud `new media` dan `mix media`," katanya.
Namun Akhudiat meyakini seni teater dan tari akan tetap berkutat dengan peran manusia. Karena tari dan teater berasal dari alam primordial yang sama, yaitu upacara, ritus dan laku ritual.
"Maka selama masih ada upacara, ritus, ritual, atau apapun sebutannya, seni teater dan tari dengan peran manusia akan tetap berdaya dan berjaya," ucapnya.
Pembukaan Festival Teater Jawa Timur pada Rabu malam dilanjutkan dengan pentas karya Akhudiat berjudul "Grafito" oleh anak-anak jurusan teater SMKN 12 Surabaya yang tergabung dalam "The Nine Theater".
Agenda Festival Teater Jawa Timur berlanjut Kamis (12/7), dengan menampilkan dua kelompok teater yang juga akan mengusung naskah drama karya Akhudiat.
Masing-masing Teater Bengkel Muda Surabaya akan menampilkan lakon berjudul "Bui", serta "Language Theater" asal Sumenep, Jawa Timur, akan menampilkan lakon berjudul "Re". (*)
"Jawa Timur punya banyak tokoh nasional. Di bidang teater kita punya Dramawan Akhudiat yang perlu kita gali karya-karyanya bagi generasi masa kini yang mungkin bisa diterapkan untuk masa depan," ujar Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur Taufik "Monyong" Hidayat saat dikonfirmasi Rabu malam.
Festival Teater Jawa Timur merupakan agenda rutin tahunan Dewan Kesenian Jawa Timur. Tahun ini Festival Teater Jawa Timur berlangsung mulai tanggal 12 hingga 13 Juli di Gedung Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali, Surabaya.
Lewat tema "Membaca Akhudiat" dalam penyelenggaraan Festival Teater Jawa Timur tahun ini, Dewan Kesenian Jawa Timur ingin menggedor generasi muda.
"Mereka harus tahu dan menggali lebih dalam karya-karya teater yang pernah dilahirkan Dramawan Akhudiat," ujar Taufik.
Dramawan Akhudiat tampil menyampaikan orasi kebudayaan pada pembukaan Festival Teater Jawa Timur, Rabu malam.
Menurut dia masa depan teater hidup dalam bayang-bayang era digital. "Karena media kini telah diringkas dalam versi digital. Beberapa bentuk pertunjukan seni telah berwujud `new media` dan `mix media`," katanya.
Namun Akhudiat meyakini seni teater dan tari akan tetap berkutat dengan peran manusia. Karena tari dan teater berasal dari alam primordial yang sama, yaitu upacara, ritus dan laku ritual.
"Maka selama masih ada upacara, ritus, ritual, atau apapun sebutannya, seni teater dan tari dengan peran manusia akan tetap berdaya dan berjaya," ucapnya.
Pembukaan Festival Teater Jawa Timur pada Rabu malam dilanjutkan dengan pentas karya Akhudiat berjudul "Grafito" oleh anak-anak jurusan teater SMKN 12 Surabaya yang tergabung dalam "The Nine Theater".
Agenda Festival Teater Jawa Timur berlanjut Kamis (12/7), dengan menampilkan dua kelompok teater yang juga akan mengusung naskah drama karya Akhudiat.
Masing-masing Teater Bengkel Muda Surabaya akan menampilkan lakon berjudul "Bui", serta "Language Theater" asal Sumenep, Jawa Timur, akan menampilkan lakon berjudul "Re". (*)