Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Teroris BNPT M Rizal dalam acara yang bertajuk "Dialog Penyuluh Agama dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorirsme se Wilayah Jawa Timur" di Surabaya, Kamis mengatakan pada prinsipnya semua agama ingin kedamaian.
"Kami memang sengaja untuk mengajak dan memberi peran kepada para penyuluh agama yang ada di Kota Surabaya agar bisa menyampaikan kepada masyarakat pesan-pesan bahwa apapun agama tidak mencari kekerasan dan mencari kedamaian," kata Rizal.
Dia mengatakan, dalam acara tersebut, para penyuluh agama diberi pemahaman untuk tidak mengkotak-kotakkan manusia serta agar terhindar dari ideologi atau paham radikal terorisme.
"Kita tahu ancaman terorisme pada masyarakat kita cukup tinggi, karena itu kita harus cegah secara dini agar jangan sampai masyarakat kita terutama generasi muda, mudah terhasut oleh doktrin-doktrin yang membenarkan suatu paham dan menyalahkan yang lain," ujarnya.
Dia mengatakan yang paling rentan terkena paham radikalisme adalah dilakukan oleh anak-anak muda atau anak usia antara 20-35 tahun.
Kita harus mewaspadai bagaimana anak muda itu mudah dimasuki oleh paham-paham radikal yang sebenarnya mereka sendiri awam. Hal itu disebabkan oleh berkembangnya media sosial. Saat ini bukan hanya di tataran kampus bahkan anak SD sudah terkena," tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menjadi pembicara tersebut mengapresiasi acara yang digelar oleh BNPT Jatim tersebut. Menurut Risma, paham radikalisme sudah dalam taraf yang mengkhawatirkan.
"Saya pernah ketemu dengan seorang anak yang mengaku sendiri bahwa dia bisa buat bom. Saking takutnya sampai saya ikuti terus anak itu," kata Risma.
Risma mengatakan, pihaknya telah menanamkan kepada anak-anak bahwa memang ditakdirkan berbeda-beda. Hal itu, untuk memberi pengertian bahwa walaupun berbeda namun tidak berarti menjadi musuh.
"Nantinya kami akan memberikan banyak guru agama agar memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang radikalisme," tuturnya.(*)
Video Oleh: Willy Irawan