Surabaya (Antara Jatim) - Puluhan produk ramah lingkungan karya Mahasiswa Universitas Ciputra (UC) Surabaya dipamerkan dalam pameran mata kuliah "Basic Natural Science" (BNS) di kampus setempat, Senin.
"Dalam BNS 2017 kali ini ada puluhan produk dari mahasiswa semester 2 dari 11 kelas Fakultas Internasional Bisnis Managemen (IBM), di antaranya adalah pembalut dari kain untuk masyarakat bantaran kali, sabun ramah lingkungan dan limbah ban untuk kursi," kata Koordinator BNS UC Surabaya Lenny Rosita.
Dia mengatakan, dalam BNS ini, masing-masing kelas dari Fakultas IBM disuruh membuat proyek. Dalam satu kelompok berisi tiga sampai enam mahasiswa. Di satu kelas tersebut ada 10 proyek dan dosen akan memilih dua dan dikompetisikan antar kelas.
Dia mengungkapkan, program BNS ini sempat dicabut oleh pemerintah. Namun pihaknya tetap mengadakan program kuliah tersebut karena dianggap penting.
"Karena sebagai pengusaha tidak harus hanya fokus pada provit, tapi juga pada bumi. BNS adalah proyek pemecahan masalah lingkungan," ujar Lenny.
Lenny mengatakan, dalam Kuliah BNS ini, sebelumnya mahasiswa harus observasi ke lapangan, kemudian mahasiswa diharuskan mencari solusi atas permasalah yang dialami masyarakat itu dan dipraktikkan.
"Maka jadilah produk-produk ini. Setelah mata kuliah ini, mereka bisa menjadikan cikal bakal mata kuliah berikutnya," ujarnya.
Sementara itu, salah satu kelompok membuat pembalut dari kain untuk masyarakat bantaran sungai yang ada di kawasan Wringin Anom, Gresik. Adalah Faradilla Ayu dan keempat temannya yakni Eva Diana, Rheza Pratama, Johan Pratama dan Stefany Ghania.
"Di kawasan bantaran kali, kami menemukan banyak sekali sampah terutama dari pembalut wanita," kata Faradilla.
Dilla mengatakan, penggunaan pembalut biasa membahayakan ikan. Hal itu disebabkan karena eksterogen pada pembalut selain mencemari lingkungan, juga bisa membuat ikan mandul dan berkelamin gand.
"Ketika mengamati di sekitar kampung itu, akhirnya kami berinisiatif membuat pembalut dari kain. Pembalut dari kain ini, selain bisa mengurangi sampah pembalut juga ekonomis jika digunakan oleh masyarakat bantaran sungai," tutur mahasiswa semester 2 itu.
Pembalut dari kain ini, kata dia, bisa bertahan selama 2 tahun pemakaian. Sementara untuk penggunaannya, pembalut ini harus dicuci dengan air hangat dan dengan diterjen khusus, Setelah itu dibilas dengan batu dan krikil.
"Ada beberapa desain yang kami buat, semoga nantinya bisa diproduksi dan dapat bermanfaat untuk mereka," ucapnya.(*)