Surabaya, (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mendorong pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) untuk SMA di wilayah itu 100 persen menggunakan komputer pada tahun depan.
Ditemui usai meninjau pelaksanaan hari pertama UNBK SMA di Surabaya, Senin, Gubernur mengemukakan saat ini ada 12 SMA di daerah kepulauan yang masih menggunakan ujian nasional pensil dan kertas (UNPK).
"Jelas kita dorong, ini kan teknologi. Walaupun belum 100 persen tapi kita terbanyak di Indonesia," kata pria yang akrab disapa Pakde Karwo ini.
Selain 12 SMA, 669 Madrasah Aliyah (MA) juga masih menggunakan UNPK. Untuk itu, pemprov, lanjut Pakde akan memenuhi sarana dan prasarana dari sekolah agar bisa menggelar UNBK secara 100 persen tahun tepan.
"Pemenuhan itu nantinya dari dua partisipasi yakni masyarakat dan pemerintah. Itu yang dinamakan pendidikan partisipatoris," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Pakde juga meminta orang tua siswa agar tak terlalu menuntut kepada anak. Tuntutan yang berlebihan dari orang tua dikhawatirkan menjadi beban bagi anak.
"Yang sekolah anaknya, orang tua pikirkan anaknya juara. Tuntutan demikian menjadi beban untuk anak. Komunikasi pihak sekolah keluarga itu menjadi penting," tuturnya.
Ditanya terkait antisipasi "server" bermasalah saat UNBK seperti yang terjadi di salah satu SMK di Surabaya beberapa waktu lalu, dia menyatakan setiap komputer sudah ada GPS dalam sistem teknologi dan akan ada "helpdesk" yang mendampingi sekolah.
"Itu soal server, tapi jika nanti ada pemadaman listrik lebih dari lima menit, gendset akan langsung dihidupkan. Semua sekolah sudah ada gendset," ucapnya.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur di Surabaya Sukaryanto mengatakan masalah server yang terjadi di UNBK SMK itu dikarenakan komunikasi yang kurang. Dia mengatakan, untuk mengatasi, ada helpdesk yang siap untuk mendampingi dan mengawal lima sampai enam sekolah.
"Setiap sekolah dan ruang sudah ada proktor dan helpdesk. Di Surabaya ada lima posko," katanya.
Senada dengan Sukaryanto, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Dr Saiful Rachman mengatakan sudah mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi di UNBK SMA seperti yang terjadi saat UNBK SMK.
"Untuk UNBK SMA ada yang namanya program 'blusukan proktor' untuk mencari sekolah-sekolah yang mengalami gangguan saat UNBK. Kalau kemarin kita hanya ngepos di posko kota atau provinsi, sekarang di masing-masing posko ada program proktor blusukan," kata dia.
Dengan program itu, diharapkan akan mempermudah mengatasi masalah server atau yang lainnya sehingga tidak akan menggangu jalannya ujian.
UN SMA di Jatim tahun ini diikuti 1.446 lembaga penyelenggara dengan 1.067 menyelenggarakan secara mandiri dan 387 menumpang, sementara 12 penyelenggara masih menggunakan UNPK.
Sedangkan untuk Madrasah Aliyah (MA) diikuti 1.611 penyelenggara dengan 661 meneyelanggarakan secara mandiri dan 287 menumpang. Sementara 669 penyelenggara masih menggunakan UNPK.(*)