Jember (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengemukakan daerahnya memprogramkan satu dusun, minimal ada satu lembaga pendidikan anak usia dini atau PAUD.
"Ini penting dilakukan tidak hanya di Banyuwangi, tapi juga seluruh daerah," kata Anas saat memberikan kuliah umum kepada sekitar 625 wisudawan Universitas Terbuka (UT) Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Jember di kampus Universitas Jember (Unej), Kamis.
Di hadapan ratusan wisudawan yang berasal dari Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, dan Probolinggo itu ia mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mempercepat penetrasi PAUD adalah dengan memanfaatkan posyandu sebagai PAUD atau kerap disebut taman posyandu. Saat ini di Banyuwangi baru ada 400 taman posyandu yang juga menjadi PAUD.
"Posyandu yang terintegrasi dengan PAUD ke depan akan kami tingkatkan karena posyandu letaknya relatif menyebar, sehingga warga mudah mengaksesnya. Dengan demikian, makin banyak warga yang mengirim anaknya ke pendidikan prasekolah," ujar Anas.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan anak yang masih dalam periode emas, yaitu ketika anak berusia hingga lima tahun. Di masa itu, pertumbuhan anak sangat memengaruhi sikap dan pemikirannya hingga dewasa. Sekitar 50 persen kecerdasan dan sikap anak dibentuk di usia emas tersebut.
"Dalam hal ini, keberadaan PAUD sangat penting. Bahkan di indikator kemiskinan yang dikembangkan Universitas Oxford, pendidikan prasekolah masuk untuk menghitung apakah keluarga itu tergolong miskin atau tidak," papar Anas.
Menurut Anas, banyak warga yang mungkin secara ekonomi sudah mampu, namun tak mengirimkan anaknya ke pendidikan prasekolah karena berbagai alasan, seperti lokasi yang jauh.
"Maka ini perlu didorong semakin banyak PAUD. Di Banyuwangi sudah terdapat 1.238 PAUD dengan anggaran mencapai Rp38 miliar," katanya.
Program pengembangan SDM di Banyuwangi sendiri tidak hanya di usia emas. Untuk menekan angka putus sekolah, Pemkab Banyuwangi juga menerapkan program Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Putus Sekolah). Selain itu ada beasiswa Banyuwangi Cerdas yang diperuntukkan mahasiswa.
"Sudah ada 700 anak muda Banyuwangi yang mendapat beasiswa kuliah di sejumlah perguruan tinggi dengan dana yang dikeluarkan Rp14 miliar," kata Anas.
Pada kesempatan itu, Anas juga memberikan motivasi agar para wisudawan yang mayoritas mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) itu mau mengabdi ke desa-desa.
"Saat ini sajadah pahala terhampar luas. Guru bisa mendapat banyak pahala apabila mau mengabdi ke desa-desa, untuk mendidik anak-anak di desa yang secara geografis sulit dijangkau. Di Banyuwangi ada namanya program Banyuwangi Mengajar, kami kirim sarjana-sarjana muda untuk mendidik anak di desa-desa," katanya.
"Berapapun banyak infrastruktur yang dibangun, jika SDM tidak disiapkan, maka kemajuan tidak akan pernah bisa terwujud," ujar Anas. (*)