Mojokerto (Antara Jatim) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan akan ada sebanyak 845 siswa yang akan dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri pada tahun 2019 sebagai tindak lanjut program pendidikan vokasi industri.
"Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang 'link and match' antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri," katanya saat peluncuran program pendidikan vokasi industri di Mojokerto, Jawa Timur, Selasa.
Ia mengemukakan, untuk tahap pertama, pada kegiatan peluncuran program pendidikan vokasi industri saat ini, akan dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara 49 perusahaan industri dengan 219 SMK di Provinsi Jawa Timur.
"Tahap selanjutnya, akan diluncurkan secara bertahap di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta dan Banten pada tahun ini," katanya.
Ia mengatakan, SDM industri saat ini sudah masuk kategori demand driven, yakni permintaan dari dunia usaha makin lama makin besar dan harus diantisipasi. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program strategis untuk memastikan bahwa industri di Indonesia akan makin menyerap tenaga kerja lokal.
"Salah satunya melalui peluncuran program vokasi ini yang sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Dalam Inpres tersebut, tugas Kemenperin, antara lain memfasilitasi program praktek kerja lapangan dan pemagangan industri," katanya.
Ia menjelaskan, atas dasar penugasan itu, pihaknya telah menindaklanjuti melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara lima menteri tentang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi berbasis Kompetensi yang link and match dengan industri.
"Kelima menteri yang dimaksud, yaitu Menteri Perindustrian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Menteri Ketenagakerjaan serta Menteri BUMN," katanya.
Ia menjelaskan, setelah penandatanganan perjanjian kerja sama antara SMK dengan perusahaan industri pada hari ini, akan dilakukan penyelarasan kurikulum pendidikan sesuai dengan kebutuhan industri serta penyediaan workshop, laboratorium dan "teaching factory" untuk praktek kerja industri bagi siswa dan magang industri bagi guru SMK.
"Kemudian, penyediaan instruktur dan 'silver expert' dari industri, pembangunan infrastruktur kompetensi di SMK, serta pemberian sertifikat dari perusahaan industri kepada siswa SMK," katanya.
Sebagai bentuk komitmen perusahaan industri dalam mendukung program pendidikan vokasi, pada kesempatan ini dilakukan juga pemberian bantuan peralatan praktek kepada SMK dari beberapa perusahaan industri, yaitu PT. Petrokimia Gresik, PT. Astra Honda Motor, PT. Semen Gresik, PT. Garudafood, PT. Astra Daihatsu Motor, dan PT Barata Indonesia.(*)