Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemkab Banyuwangi mengeluarkan kebijakan agar perpustakaan yang ada di sekolah dibuka untuk bisa diakses oleh masyarakat umum, selain pelajar di sekolah masing-masing.
"Kami terus menggelorakan budaya membaca kepada masyarakat. Kini, sejumlah sekolah menjadikan perpustakaannya sebagai perpustakaan umum yang bisa diakses oleh siapapun, tidak hanya oleh pelajar sekolahnya saja," kata Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Ia mengatakan, program itu bagian dari upaya meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat. Dibukanya perpustakaan sekolah untuk umum itu, katanya, akan memperluas akses perpustakaan bagi masyarakat.
"Ini akan melengkapi perpustakaan daerah yang dimiliki pemerintah daerah. Ini cara kami menambah perpustakaan yang aksesibel bagi publik. Semakin banyak sekolah yang membuka perpustakaan untuk umum, masyarakat akan semakin mudah untuk mencari bahan bacaan. Jadi tidak perlu jauh-jauh datang ke perpustakaan daerah," katanya.
Selain itu, katanya, pemerintah daerah juga tidak perlu membuat bangunan perpustakaan baru yang menyedot anggaran, karena cukup manfaatkan perpustakaan sekolah yang koleksi bukunya akan terus ditambah.
Pemkab Banyuwangi, kata dia, telah menyiapkan berbagai program untuk meningkatkan literasi di masyarakat. Dari sisi sarana dan prasarana, selain menyediakan mobil dan motor perpustakan keliling yang bertugas di seluruh wilayah Banyuwangi, pemkab juga mewajibkan di setiap kantor desa diadakan perpustakaan desa.
Melengkapi hal itu, ujar Anas, kini ada tiga mobil keliling perpustakaan yang setiap harinya mengunjungi ruang-ruang publik dan pusat keramaian masyarakat.
"Banyuwangi kini menyiapkan container library yang diletakkan di sejumlah titik strategis. Kontainer tersebut berisi beragam buku dengan suasana di sekitarnya yang dibangun senyaman mungkin," kata Anas.
Hadirnya perpustakaan umum ini disambut antusias oleh masyarakat, terutama wali murid yang bertugas menjemput anaknya. Mereka merasa senang, karena bisa memanfaatkan waktu luang menunggu anaknya sambil membaca buku yang ada di perpustakaan sekolah tersebut.
“Dari pada menunggu anak-anak sambil melamun dan ngobrol, lebih baik lihat-lihat dan baca buku di sni. Lumayan ada buku tentang masakan," kata Sri Cahyani (46), salah seorang wali murid di SMPN I Banyuwangi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Sulihtiyono menjelaskan saat ini telah ada enam SMP di Banyuwangi yang menyediakan perpustakaan umum. Sekolah itu adalah SMPN 1 Genteng, SMPN 1 Banyuwangi, SMPN 2 Glagah, SMPN 1 Cluring, SMPN 1 Kabat, dan SMPN 1 Srono.
"Sekolah yang telah membuka layanan umum ini memiliki koleksi buku cukup banyak, masing-masing 3.000 – 4.000 judul buku dari berbagai jenis. Mulai dari buku fiksi, nonfiksi, dan lainnya," katanya.
Dalam pelayanan kepada masyarakat, sekolah membuka semacam pojok baca yang ditempatkan di bagian depan atau sudut yang mudah dilihat masyarakat. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses buku-buku yang ingin dibacanya.
Masing-masing sekolah mempunyai jadwal sendiri untuk pelayanan kepada masyarakat. Misalnya di SMP 1 Banyuwangi dibuka mulai jam 07.00 – 13.30 Wib, sementara di SMPN 1 Genteng, dibuka mulai pukul 12.30 – 15:30 WIB.
"Selama berada di perpustakaan ini, masyarakat dipandu oleh petugas perpustakaan yang anggotanya dari pustakawan cilik atau duta perpustakaan," tuturnya.(*)