Sumenep (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Jawa Timur, mencatat kabupaten tersebut mengalami inflasi pada Januari 2017 sebesar 0,67 persen.
"Inflasi di Sumenep terendah kedua dibanding tujuh daerah lainnya di Jawa Timur yang menjadi lokasi survei indeks harga konsumen (IHK)," kata Kepala BPS Sumenep, Suparno di Sumenep, Kamis.
Di Sumenep, enam dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami inflasi pada Januari 2017 dan satu kelompok lainnya deflasi.
Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 3,43 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 2,30 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,31 persen.
Tiga kelompok lainnya yang mengalami inflasi adalah kelompok sandang 0,24 persen; kelompok kesehatan 0,18 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,11 persen.
"Sementara kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 1,73 persen," kata Suparno, menerangkan.
Ia menjelaskan, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi, di antaranya tarif listrik PLN, biaya perpanjangan STNK, tarif pulsa telepon genggam, dan cabai kecil.
Sementara komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi, di antaranya bawang merah, udang basah, telur ayam ras, dan apel.
Sesuai data di BPS Sumenep, tujuh daerah lainnya di Jawa Timur yang menjadi lokasi survei IHK juga mengalami inflasi pada Januari 2017.
Jember mengalami inflasi 1,46 persen; Banyuwangi 0,66 persen; Kediri 0,94 persen; Malang 1,45 persen; Probolinggo 1,15 persen; Madiun 1,39 persen; dan Surabaya 1,76 persen. (*)