Kediri (Antara Jatim) - Dua orang remaja warga Kediri, Jawa Timur, diketahui hanyut akibat banjir bandang yang melanda Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Hari Wahyu Jatmiko, Rabu malam mengemukakan saat itu cuaca sedang hujan dengan sangat deras. Dua korban itu sebelumnya bermain di air terjun dengan lima orang rekannya.
"Hujan turun sangat deras, sementara di Desa Parang itu ada hulu sungai. Akhirnya datang air besar dan dua remaja ini terbawa air," katanya saat dikonfirmasi.
Ia mengungkapkan, dua remaja itu diketahui bernama Sofa (17), warga Dusun Ploso, Desa Tiron, Kecamatan Banyakan serta Adi Busro (18), warga Kelurahan Banjar Melati, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Lebih lanjut, ia mengatakan, cuaca memang kurang bersahabat. Dari laporan yang diterimanya, setelah selesai bermain di air terjun, hujan bertambah deras. Mereka pun sempat berteduh di gazebo yang ada di sekitar lokasi wisata tersebut.
Namun, lanjut dia, sebelum kejadian, warga sudah mengingatkan agar para remaja ini segera pulang, hingga terjadi musibah tersebut. Kedua remaja itu terseret air bah yang datang tiba-tiba. Tubuh keduanya tenggelam di air.
Rekan korban yang mengetahui hal itu panik dan berusaha meminta tolong. Warga pun melaporkan kejadian ini ke BPBD Kabupaten Kediri, dan petugas pun melakukan pencarian.
"Kami langsung melakukukan pencarian di sekitar sungai tersebut. Namun, hingga menjelang malam tubuh keduanya juga belum ditemukan, sehingga kami memutuskan untuk menghentikan dulu pencarian," katanya.
Ia mengatakan, selain karena lingkungan yang gelap, hujan juga terus turun, sehingga jika pencarian dilakukan malam hari, nantinya tidak bisa maksimal.
"Kami akan lanjutkan pencarian besok dengan pusat pencarian di sekitar lokasi sungai. Kami berharap, keduanya segera ditemukan," harapnya.
Sementara itu, air bah yan terjadi itu juga menggenangi rumah warga di bawahnya, salah satunya Desa Parang, Kabupaten Kediri tersebut. Ketinggian air bahkan hingga 1 meter.
Jarak antara perkampungan warga dengan sugai itu juga hanya sekitar 10 meter, sehingga ketinggian air juga tinggi. Namun, air semakin lama sudah semakin surut. Warga pun juga masih bertahan di dalam rumahnya masing-masing. (*)