Jombang (Antara Jatim) - Pengasuh Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, melakukan uji kompetensi guru secara mandiri guna meningkatkan profesionalisme dan kompetensi para pendidiknya.
"Uji kompetensi dan kepribadian ini baru pertama kali dilaksanakan di Tebuireng. Tujuannya, agar pendidik dan tenaga kependidikan lainnya dapat terus meningkatkan kompetensi, kualitas diri dan profesionalitas mereka," ujar Dewan Pengasuh (Mudir) Bidang Pendidikan di Pesantren Tebuireng, Kusnadi, di Jombang, Kamis.
Ia mengungkapkan, uji kompetensi diikuti sekitar 300 guru yang mengajar di Pesantren Tebuireng, Jombang dan dilaksanakan selama dua hari, 4-5 Januari 2017.
Mantan pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang ini menambahkan, ujian hari pertama untuk memetakan kompetensi pedagogik dan profesional para guru. Pesertanya sebanyak 245 orang guru dari semua unit pendidikan di bawah naungan Yayasan Hasyim Asy'ari.
Sedangkan, pada hari kedua, peserta ditambah tenaga kependidikan lainnya, dengan jumlah peserta sebanyak 300 orang. Mereka mengikuti kegiatan secara penuh dengan kurikulum yang sudah disesuaikan.
Materinya sesuai kurikulum nasional yang diampu masing-masing guru.
Semua tenaga pendidik dan kependidikan dari jenjang SD, SMP dan SMA Wahid Hasyim, MTs dan MA Salafiyah Syafi'iyah, SMA Trensains, SMK Khoiriyah Hasyim dan Muallimin Tebuireng wajib mengikuti ujian ini.
Lebih lanjut, alumnus SMA Wahid Hasyim Tebuireng, Jombang ini mengatakan untuk melaksanakan uji kompetensi dan kepribadian itu, Pesantren Tebuireng, Jombang, juga menggandeng tim konsultan dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Negeri Malang (UM).
"Hasil pemetaan dan rekomendasi dari kedua universitas tersebut, nantinya akan menjadi dasar pembinaan dan pendampingan secara berkelanjutan," tegasnya.
Dengan cara itu, tambah dia, kualitas pendidikan di lingkungan Pesantren Tebuireng, Jombang, diharapkan dapat terus mengalami peningkatan setiap tahun.
"Selain pembinaan dan pendampingan guru, proses pembinaan peserta didik juga akan kami integrasikan dengan pendampingan di dalam pesantren," ujarnya. (*)