Jember (Antara Jatim) - Sebagian besar nelayan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menggadaikan sejumlah perabotan rumah tangga ke pegadaian saat musim paceklik yang terjadi selama beberapa bulan terakhir.
"Tidak hanya barang-barang elektronik yang digadaikan, bahkan saat ini nelayan sudah menggadaikan sarung yang masih baru demi menyambung hidup karena tahun ini musim paceklik sepanjang tahun," kata salah seorang nelayan Imam Fauzi di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Selasa.
Menurut dia, tahun 2016 merupakan tahun terburuk bagi nelayan karena tidak ada musim panen raya yang berlangsung beberapa bulan seperti pada tahun lalu, sehingga nelayan semakin sulit untuk mendapatkan ikan.
"Kami mendapatkan ikan mungkin hanya dua hari di laut, namun tiga hari ke depan tidak ada ikan yang bisa didapatkan nelayan. Hal tersebut berlangsung beberapa bulan, sehingga tidak seperti tahun-tahun sebelumnya hasil tangkapan ikan selalu melimpah selama beberapa bulan," tuturnya.
Saat ini, lanjut dia, banyak perabotan rumah tangga nelayan seperti televisi, kulkas, kipas angin, radio, piring, dan beberapa barang "disekolahkan" dulu ke pegadaian yang berada di kawasan pesisir selatan Jember.
"Menggadaikan barang di pegadaian pada musim paceklik sudah menjadi hal yang biasa di daerah Puger, bahkan sebagian nelayan beralih profesi menjadi pedagang untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya," katanya.
Ia mengatakan musim paceklik di pesisir Pantai Puger sudah berlangsung hampir lebih lima bulan dan cuaca buruk yang tidak menentu juga menambah penderitaan nelayan untuk mendapatkan ikan di laut.
"Biaya untuk melaut di luar daerah terkadang tidak sesuai dengan pendapatan dari menangkap ikan, sehingga membuat para nelayan enggan untuk melaut terlalu jauh ke luar daerah," ujarnya menambahkan.
Sebagian nelayan justru beralih profesi menjadi pedagang atau buruh tani untuk mendapatkan penghasilan selama musim paceklik seperti yang disampaikan nelayan Kecamatan Ambulu, Mahfud.
"Kalau musim paceklik seperti ini barang-barang sudah digadaikan, namun saya memilih menjadi buruh tani dan berdagang serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena hasil tangkapan ikan selama musim paceklik juga sepi," tuturnya.
Sebagian nelayan, lanjut dia, memperbaiki jaring dan perahu yang rusak selama musim paceklik, namun terkadang masih ada nelayan yang nekat melaut karena kebutuhan ekonomi.
Berdasarkan tabel statistik Pemkab Jember, produksi ikan laut pada tahun 2013-2015 mengalami penurunan seperti ikan tuna pada tahun 2014 sebanyak 2.138 ton, sedangkan pada tahun 2015 justru menurun menjadi 429 ton.(*)