Hari Guru Nasional selalu diperingati setiap tanggal 25 November berdasarkan Keppres Nomor 78 Tahun 1994 karena bertepatan dengan hari ulang tahun organisasi yang mewadahi profesi para pendidik yakni Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Berbagai kegiatan untuk memeriahkan peringatan Hari Guru Nasional tahun ini yang bertema "Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia Karena Karya" dilaksanakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di daerah.
Tema "mulia karena karya" dinilai masih sangat relevan dengan kebijakan pemerintah dalam menghargai profesi guru dan tenaga kependidikan menuju masyarakat Indonesia yang cerdas, makmur, dan beradab di tengah-tengah percaturan kehidupan masyarakat di era globalisasi.
Bahkan, puncak kegiatan Hari Guru Nasional (25/11) yang sekaligus HUT PGRI (25/11) dan Hari Keaksaraan Internasional (6/9) di Jawa Timur sudah digelar PGRI Jatim dengan cukup meriah di Stadion Jember Sport Garden, Kabupaten Jember pada Sabtu (19/11) lalu yang dihadiri puluhan ribu guru dari 38 kabupaten/kota se-Jatim.
Peringatan Hari Guru Nasional seharusnya tidak hanya dilakukan melalui rangkaian kegiatan seremonial yang menguras tenaga, pikiran, dan anggaran, namun perlu dilaksanakan bagaimana meningkatkan peranan guru untuk mendidik dan membangun generasi bangsa yang lebih baik.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa peranan guru sangat besar dalam mencerdaskan bangsa karena guru merupakan sosok yang sangat berjasa bagi murid-muridnya, bahkan mereka penuh kesabaran, pantang menyerah, mengajari murid-muridnya mulai dari cara membaca, menulis, dan berhitung, serta melatih keterampilan hingga anak didiknya menjadi insan-insan yang cakap, mandiri, dan terdidik.
Guru dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang mendidik dengan penuh rasa tanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa, bahkan mereka tidak pernah lelah mendidik anak-anak bangsa dan selalu bangga jika murid-muridnya mencapai kesuksesan yang luar biasa.
Guru juga merupakan soko guru bangsa karena tanpa guru, sebuah bangsa tidak akan ada artinya dan sebesar apapun bangsa itu karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati gurunya.
Tugas berat selalu menanti di pundak seorang pendidik, sehingga mereka seharusnya tidak hanya menuntut gaji dan tunjangan sertifikasi yang cukup tinggi, namun diimbangi dengan kerja profesional dalam mencetak generasi bangsa yang mandiri, kreatif, dan memiliki akhlak mulia.
Karena banyak guru yang mungkin tidak menyadari bahwa cara mengajar yang selama ini mereka terapkan kurang tepat, bahkan berdampak negatif bagi para murid karena belum semua guru dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendidik yang profesional.
Ketika dokter atau tabib salah memberi obat, maka hanya satu pasien yang menanggung risiko yang mungkin saja pasien tersebut bisa mati. Namun, apabila guru salah mendidik, maka taruhannya dapat mematikan masa depan anak bangsa dan itu menjadi tantangan sekaligus renungan bagi para pahlawan (tanpa) tanda jasa di negeri tercinta ini.
Selamat Hari Guru, Semoga menjadi guru yang lebih profesional untuk mencerdaskan anak bangsa!!! (*)