Jember (Antara) - Kabupaten Jember pada bulan Oktober 2016 mengalami deflasi sebesar 0,26 persen dan deflasi tersebut merupakan deflasi tertinggi dari delapan daerah yang memiliki indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur.
"Deflasi Jember juga lebih tinggi dibandingkan deflasi Provinsi Jawa Timur dan deflasi nasional yang masing-masing sebesar 0,14 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Indriya Purwaningsih di Kantor BPS setempat, Selasa sore.
Seluruh kabupaten/kota IHK di Jatim mengalami deflasi yakni tertinggi Kabupaten Jember sebesar 0,26 persen, Kota Probolinggo sebesar 0,21 persen, Kota Malang sebesar 0,20 persen, Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,18, Kota Surabaya sebesar 0,10 persen, Kota Kediri sebesar 0,08 persen, Kota Madiun sebesar 0,07 persen, dan terendah Kabupaten Sumenep 0,05 persen.
"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi di Jember yakni daging ayam ras, bawang merah, emas perhiasan, tarif pulsa ponsel, telur ayam ras, beras, semangka, cumi-cumi, wortel, dan bahan bakar rumah tangga," tuturnya.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di antaranya cabai merah, rokok kretek, rokok kretek filter, sawi hijau, bayam, dan tarif listrik.
Menurut dia, faktor penyumbang inflasi tertinggi yakni sejumlah produk hortikultura seperti cabai dan sayuran yang harganya melambung tinggi akibat curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan petani mengalami gagal panen.
"Komoditas cabai menjadi penyumbang inflasi di semua di daerah IHK Jatim seiring dengan maroketnya harga cabai akibat pasokan yang berkurang," katanya.
Berdasarkan komponennya laju deflasi pada bulan Oktober 2016 di Jember dibagi dalam tiga kelompok yakni kelompok inti mengalami deflasi sebesar 0,06 persen, sedangkan komponen yang diatur yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,42 persen, dan komponen bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,45 persen.
Secara nasional di 82 kota IHK tercatat sebanyak 48 daerah mengalami inflasi dan 34 daerah mengalami deflasi. Tiga kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Sibolga sebesar 1,32 persen; diikuti kota Jambi sebesar 1,19 persen; dan Kota Medan sebesar 1,11 persen.
Sementara tiga kota yang mengalami deflasi tertinggi secara nasional yakni Kota Sorong 1, 10 persen; diikuti Kota Tanjung 1,08 persen, dan Kota Palu 0,95 persen.(*)