Banyuwangi (Antara Jatim) - Dua musisi jazz nasional, Harvey Malaihollo dan Balawan mampu membuat hangat hawa dingin kaki Gunung Ijen lewat penampilan mereka dalam Banyuwangi Ijen Summer Jazz yang digelar Sabtu (22/10) malam.
Banyuwangi Ijen Summer Jazz digelar di panggung terbuka Jiwa Jawa Resort yang berada di lereng kakiGunung Ijen. Di gelaran terakhir Ijen Summer Jazz tahun ini, nuansa etnik masih terasa kental. Diawali dengan penampilan Lalare Orkestra, membawa penonton yang hadir di Jiwa Jawa Resort Banyuwangi, larut dalam musik tradisi Bumi Blambangan.
Setelah anak-anak Banyuwangi yang baru meraih Golden Award PATA itu tampil, giliran sang maestro gitar Indonesia, I Wayan Balawan tampil bersama bandnya, Batuan Etnic Fusion.
Band yang didirikan pada 1997 itu langsung membuat penonton bertepuk tangan, dengan musik instrumen yang cepat. Teknik gitar Balawan yang dikenal dengan touch tapping style, berpadu rancak dan cepat dengan gamelan besi, gendang, cengceng, bass dan drum. Genre Batuan Etnic Fusion yang memadukan unsur jazz fusion dengan musik etnik membuat penonton kian bersemangat dan terpukau.
Penampilan Batuan terasa lebih segar dengan performa musisi mudanya. Penampilan duet Nyoman dan Yogi yang memainkan gamelan besi di satu gamelan besi yang sama, aksi Kanaya drummer berusia 12 tahun, dan permainan gendang yang mengikuti irama cepat gitar Balawan.
Di akhir penampilannya, Balawan mengajak istrinya tampil dengan lagu Cinta Indonesia. "Ini pertama kalinya kami tampil di Banyuwangi," kata Balawan.
Sementara itu, musisi kawak Harvey Malaihollo bersama Shadow Puppets, berhasil membawa penonon untuk bernostalgia ke era 1950 hingga 1960 an. Dengan musik slow, Harvey mencoba mengingatkan kembali lagu-lagu ciptaan seniman Indonesia yang pernah berjaya di masanya.
Dengan suara khasnya, Harvey membawa penonton kembali mengenal karya-karya Ismail Marzuki seperti Bujang dan Dara, Sam Saimun dan Usman dengan Kasih Tak Terbalas, Iskandar dengan Persembahanku, dan lagu-lagu oldiest lainya.
Lagu lawas lainnya seperti Nurlela karya Bing Slamet turut dibawakan menjadi pembuka penampilan Harvey bersama Shadow Puppets, yang dinahkodai Irsa Destiwi dan Robert MR.
Harvey juga membawakan lagu yang pernah populer dibawakannya, seperti Dara, dan Dia.
Harvey selama ini dikenal sebagai Macan Festival, karena prestasinya yang sering menjuarai kompetisi dan festival musik di dalam maupun luar negeri.
Namun menurut Harvey, Ijen Summer Jazz merupakan yang amazing. "Saya sudah berkeliling tampil di berbagai tempat, tapi di Banyuwangi ini sangat amazing. Panggungnya, respon penontonnya, suasananya, sangat menarik," kata Harvey.
Srmentara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa pihaknya sangat mengaprisiasi pelaksanaan Banyuwangi Ijen Summer Jazz ini. Selain bisa menjadi alternatif tontonan wisatawan, even ini selalu menampilkan musisi dan seniman yang konsisten mengangkat musik etnik Indonesia.
"Saya bangga Lalare Orkestra bisa satu panggung dengan musisi nasional. Bukan sebagai pelengkap, namun mereka salah satu penampil utama," ujar Anas.
Ijen Summer Jazz malam ini merupakan konser jazz yang ke lima dalam rangkaian Banyuwangi Festival 2016. Pentas musik jazz di Banyuwangi dalam tahun ini mulai dari Banyuwangi Student Jazz Festival, Banyuwangi Beach Jazz Festival, dan Banyuwangi Ijen Simmer Jazz yang digelar 3 kali dalam tahun ini.
"Banyuwangi Festival mayoritas menampilkan seni budaya Banyuwangi. Jazz adalah penyedap dari beragam even di Banyuwangi Festival," pungkas Anas. (*)