Kediri (Antara Jatim) - Bupati Kediri Haryanti Sutrisno mendorong pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menggunakan tabung elpiji nonsubsidi "Bright gas" ukuran 5,5 kilogram.
"Dari gaji dan tunjangan, teman-teman PNS ini kan warga yang mampu, bukan masuk warga miskin, jadi diarahkan agar semua berkomitmen untuk tidak menggunakan elpiji subsidi karena itu hak warga miskin, beralih ke elpiji nonsubsidi," kata Bupati di sela-sela sosialisasi penggunaan elpiji nonsubsidi di Pendopo Kabupaten Kediri, Selasa.
Ia mengatakan, selama ini masyarakat untuk elpiji nonsubsidi tahunya masih yang 12 kilogram, sehingga harganya masih mahal, namun saat ini sudah ada yang ukuran 5,5 kilogram, dengan harga yang relatif lebih terjangkau.
"Orang mau beli tabung nonsubsidi 12 kilogram harga bertambah mahal, jadi orang mau beli merasa terlalu banyak uang yang dikeluarkan. Ini ada 5,5 kilogram, kan lebih terasa ringan untuk membelinya," ujarnya.
Pihaknya memang saat ini masih melakukan imbauan, namun ke depan diharapkan, terutama para pegawai negeri sipil ini beralih memanfaatkan tabung elpiji yang nonsubsidi.
Untuk pangkalan, ia pun menambahkan di Kabupaten Kediri masih terbatas. Untuk itu, ia mempersilakan jika perangkat desa ingin membentuk BUMDES (badan usaha milik desa). Mereka bisa mencari untung dengan membuka pangkalan tersebut.
Sementara itu, "General Manager" Pertamina MOR V Ageng Giriyono yang juga hadir dalam acara itu mengatakan mendukung upaya Bupati untuk mendorong agar PNS memanfaatkan tabung elpiji nonsubsidi. PNS dinilai sebagai orang yang mampu dan berpengaruh, sehingga bisa menjadi panutan, dan secara bisa bertahap mengurangi penggunaan elpiji bersubsidi.
"Kami berharap imbauan ini sebagai langkah awal positif oleh pemerintah daerah. Dari Bupati mendukung penuh dan ini sejalan dengan upaya pemerintah bagaimana elpiji ini tepat sasaran," ujarnya.
Pihaknya mengungkapkan, untuk saat ini konsumsi elpiji Kediri masih didominasi elpiji bersubsidi dengan 89 persen dari total komposisi penjualan produk. Diharapkan dengan adanya dukungan dan dorongan pemerintah dapat menekan konsumsi itu.
Di Kediri, terdapat outlet elpiji nonsubsidi yang tersebar pada 12 agen, 89 pangkalan, serta 23 SPBU. Jika mampu ditekan, ke depannya bisa menurunkan beban pemerintah.
"Jika sudah mulai dengan baik tentu saja beban pemerintah melalui subsidi akan berkurang. BBM contohnya, subsidi turun, sangat mungkin elpiji juga turun, tapi ini sebenarnya ranah pemerintah. Kami hanya membuat terobosan bagaimana menciptakan produk dan diterima masyarakat," paparnya.
Untuk target awal, ia mengatakan elpiji ukuran 5,5 kilogram "Bright gas" ini di Kediri raya sudah 5.000 tabung terpasarkan dan hingga akhir tahun ditargetkan menembus angka 8.000 tabung.
Sosialisasi ini diikuti seluruh satuan kerja di Kabupaten Kediri, baik di tingkat SKPD maupu kecamatan. Ada sekitar 200 peserta yang hadir dalam acara ini. Selain sosialisasi, peserta terutama perempuan yang hadir juga mendapatkan tabung secara gratis. (*)