Jember (Antara Jatim) - Serapan beras Bulog Subdivre XI dari petani yang berada di Kabupaten Jember, Jawa Timur, hingga pekan pertama Oktober 2016 mencapai 63 persen dari target prognosa sebanyak 75.000 ton setara beras.
"Hingga hari ini realisasi penyerapan gabah dan beras dari petani yang dilakukan satgas dan pihak mitra di Bulog Jember sebanyak 47.297 ton setara beras," kata Wakil Kepala Perum Bulog Subdivre XI Jember Rahmawati di Jember, Kamis.
Menurutnya, penyerapan beras untuk tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena Bulog Jember hanya menyerap beras nonkomersial untuk tahun 2016, sedangkan tahun sebelumnya juga membeli beras komersial.
"Tahun ini, kami hanya menyerap beras nonpremium atau public service obligation (PSO) untuk kebutuhan masyarakat yang mendapat program rakyat pra sejahtera (rastra) di Jember, sedangkan tahun lalu juga menyerap beras premium," tuturnya.
Pengadaan setara 75.000 ton beras pada tahun 2016 di Bulog Subdivre XI Jember itu sama dengan target prognosa pada tahun 2015.
Ia menjelaskan realisasi penyerapan beras dari petani pada tahun 2015 sebanyak 81.000 ton yang terdiri dari beras nonpremium dan beras premium.
"Kalau hanya dihitung setara beras PSO, maka realisasinya hanya 60 persen saja dari total target 75.000 ton pada tahun 2015. Mudah-mudahan tahun ini target 75.000 ton untuk beras PSO dapat terpenuhi," katanya.
Sejauh ini, lanjut dia, kendala penyerapan beras di lapangan yakni harga pokok pembelian (HPP) dari pemerintah karena pihak Bulog Jember membeli gabah dan beras petani sesuai dengan patokan HPP tersebut.
"Sesuai dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2012 tercatat HPP Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp3.300 per kilogram, HPP Gabah Kering Giling (GKG) Rp4.200 per kilogram dan HPP beras mencapai Rp6.600 per kilogram," katanya.
Kendati masih terealisasi sekitar 63 persen, Rahmawati optimistis penyerapan gabah dan beras petani di Bulog Jember sebanyak 75.000 ton dapat tercapai hingga akhir tahun karena Kabupaten Jember dikenal sebagai salah satu lumbung pangan di Jatim.(*)