Tulungagung (Antara Jatim) - Belasan aktivis Aliansi Jurnalis Independen dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tulungagung menggelar aksi solidaritas menolak kekerasan terhadap jurnalis di halaman Kodim 0807 dan Subdetasemen Polisi Militer V/1-6 Tulungagung, Jawa Timur, Senin.
Aksi damai dilakukan para jurnalis dari berbagai media dengan cara berjalan mundur dan dengan mulut tertutup lakban yang menjadi simbol protes terhadap rekan mereka, kontributor Net TV wilayah Madiun, Sony Misdananto oleh sejumlah oknum Yonif 501 Raider Madiun di Madiun, Minggu (2/10).
Sambil menerikan yel-yel kecamaman, gabungan aktivis AJI Kota Kediri di Tulungagung dan PWI Tulungagung itu juga menuntut pengusutan tuntas kasus kekerasan tersebut serta penolakan terhadap segala bentuk arogansi militer terhadap jurnalis.
"Kami menuntut Panglima TNI untuk turun tangan dan usut kasus penganiayaan oleh oknum-oknum militer di bawahnya hingga tuntas. Tidak hanya kasus di Madiun, tetapi juga kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis lain di Indonesia," seru korlap aksi solidaritas jurnalis, M Imron Danu di sela unjuk rasa.
Kendati damai, demo yang berlangsung mulai pukul 10.15 WIB hingga 12.00 WIB tersebut mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian setempat.
Tak kurang dari 50 personel kepolisian dari sabhara, intelkam, dan lalu lintas berjaga di sekitar dan jalur aksi baik di depan Makodim 0807 Tulungagung maupun Subdenpom V/1-6 yang masing-masing terbentang jarak sekitar dua kilometer.
Komandan Kodim 0807 Letkol Arm Brantas Suharyo sempat menemui langsung para jurnalis yang berunjuk rasa di depan makodim 0807.
Ia sempat menawarkan para jurnalis yang membentangkan aneka spanduk di depan makodim untuk masuk ruangan dan berdialog, namun ditolak oleh wartawan dengan alasan mereka hanya ingin menyerahkan surat pernyataan sikap bersama.
"Baik, aspirasi kawan-kawan kami terima. Prinsip di alam demokrasi TNI juga menghargai hak warga negara termasuk rekan-rekan wartawan untuk menyampaikan pendapat selama berlangsung tertib dan damai," katanya di awal sambutan.
Namun Dandim Letkol Arm Brantas yang barusan selesai mengikuti acara pertanian dengan jajaran Forpimda Tulungagung juga sempat mengeluhkan digelarnya aksi unjuk rasa di makodim, sehingga mengesankan anak buahnya telah melakukan kekerasan terhadap jurnalis di Tulungagung.
"Ini jika demonya hanya di sini dan di daerah lain tidak bisa-bisa saya diperiksa dan pekan depan sudah tidak di Kodim 0807 lagi (dimutasi). Padahal kejadiannya ada di daerah lain dan tidak terkait wilayah teritori kami," ujarnya.
Tidak banyak dialog dilakukan para aktivis AJI dan PWI dengan Dandim Brantas Suharyo. Mereka hanya menegaskan aksi mereka sebagai bentuk solidaritas atas kekerasan yang dialami rekannya, Sony Misdananto di Madiun oleh oknum-oknum anggota Yonif 501 Raider Madiun.
"Aksi solidaritas yang sama akan kami lakukan jika kekerasan terhadap pekerja media kembali terjadi, atau kasus ini tidak diusut tuntas oleh Panglima TNI," kata Ketua PWI Tulungagung Aminun Jabir di akhir unjuk rasa.
Demo para jurnalis berakhir setelah mereka melakukan aksi tidur di pinggir jalan depan markas Subdenpom V/1-6 Tulungagung, dan menyampaikan sikap protes yang sama ke perwakilan polisi militer setempat.(*)
AJI-PWI Aksi Solidaritas Tolak Kekerasan Jurnalis
Senin, 3 Oktober 2016 19:17 WIB
"Aksi solidaritas yang sama akan kami lakukan jika kekerasan terhadap pekerja media kembali terjadi, atau kasus ini tidak diusut tuntas oleh Panglima TNI," kata Ketua PWI Tulungagung Aminun Jabir di akhir unjuk rasa.