Surabaya (Antara Jatim) - Tim gabungan dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jatim di Surabaya dan Dinas Kesehatan Surabaya Surabaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pizza Hut Delivery (PHD) Jalan Profesor Dr Moestopo, Rabu.
Sidak tersebut dilakukan terkait maraknya pemberitaan terkait makanan khas Italia yang diduga menggunakan bahan baku kadaluarsa. Sidak ini sendiri adalah lanjutan dari inpseksi bahan baku kadaluarsa yang telah dilakukan oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI di sejumlah restoran Pizza Hut di Jakarta.
Sayangnya, saat awak media hendak melakukan peliputan, tidak diperkenankan mengambil gambar ketika petugas gabungan melakukan sejumlah sampling dan pemeriksaan di ruang penyimpanan barang PHD.
Area Manajer Jakarta PT Sarimelati Kencana yang menaungi Pizza Hut dan PHD Indonesia, Fauzun membenarkan jika sejumlah tes masih dilakukan oleh tim gabungan tersebut di tempatnya.
"Nanti yang bisa menjelaskan dan berwenang adalah petugas BBPOM yang kini sedang meneliti bahan yang diambil samplenya," kata Fauzun kepada wartawan.
Sayangnya, hingga akhir pemeriksaan, lima petugas yang melakukan sidak tidak berkenan memberikan keterangan kepada wartawan. Hanya salah seorang petugas mengatakan, untuk meminta keterangan di kantornya. “Di kantor saja kalau minta keterangan,” kata salah satu petugas menjawab pertanyaan wartawan seraya memasuki mobilnya.
Ditambahkan Fauzun, petugas gabungan yang melakukan sidak tersebut tidak menemukan adanya bahan baku yang kadaluarsa di tempatnya.
"Kami memastikan, sebelum masuk di dapur, bahan-bahan itu sudah kami proses selama beberapa kali. Baik saat di gudang di Surabaya, maupun sampai di toko yang ada di Surabaya," jawabnya.
Ia menuturkan, proses pemeriksaan bahan baku yang dipakai oleh pihaknya dilakukan hingga tiga kali pemeriksaan, sebelum bahan-bahan itu dikelola di dapur. "Setiap kali kami selesai memeriksa bahan yang digunakan, kami selalu menerakan kode expired baik di PO-nya dan di kemasannya," urainya.
Masa kadaluarsa bahan baku makanan cepat saji bisa mencapai enam bulan karena telah dibekukan. Proses distribusi bahan dari Jakarta ke Surabaya, menurutnya tidak sampai lebih dari 6 bulan.
"Kami tidak pernah melakukan pengiriman yang terlambat hingga 6 bulan. Paling lambat 3 bulan, barang sudah terdistribusikan di gudang di Surabaya, Medan, dan Makassar," tutupnya.(*)