Jombang, (Antara Jatim) - Ratusan warga di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terpaksa harus mengantre sejak dini hari untuk mendapatkan nomor antrean pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil).
"Sudah dua hari ini saya mengantre dari jam 05.00 WIB di kantor Dispendukcapil untuk mendapatkan nomor antrean tapi selalu tidak kebagian," kata salah satu Warga Desa Pulorejo, Megaluh, Yanti (40) di Jombang, Selasa.
Ia menjelaskan terpaksa meninggalkan pekerjaan di rumah karena harus mengantre untuk pembuatan KTP, "Pekerjaan di rumah saya tinggal ini mas, seharusnya hari ini ada kegiatan Posyandu tapi ya terpaksa ditunda," ujarnya.
Lebih lanjut Yeni berharap nantinya di Kabupaten Jombang tidak dipersulit untuk pembuatan KTP elektronik padahal lanjutnya Pemerintah Kabupaten sudah mendapatkan anggaran Rp 900 juta untuk pengadaan alat perekam. "Saya berharap ke depan untuk membuatan KTP tidak harus mengantre sejak pagi, alat perekamnya harus ditambah masak yang antre banyak, kata petugasnya alat perekamnya hanya satu," katanya.
Seperti yang terlihat setiap pagi di kantor Dispendukcapil, ratusan warga dari berbagai desa mengantre untuk mendapatkan nomor antrean,meski sudah berkali-kali mendapatkan protes, namun pelayanan pembuatan KTP elektronik tetap tak berubah.
Sementara warga Dari Kecamatan Peterongan, Agus (35), dia pun terpaksa mengantre dan berdesak-desakan bersama warga lainnya untuk bisa mendapatkan KTP, ia pun berharap hari ini bisa mendapatkan nomor antrean, karena sudah dua hari bolak-balik dari rumahnya untuk antre dan meninggalkan pekerjaannya di pasar.
"Setiap hari kuotanya dibatasi hanya 200 pemohon KTP elektronik, harapan saya hari ini bisa dapat KTP, karena saya sudah dua kali ini selain itu tolonglah segera dilakukan pembenahan, masak sejak dulu seperti ini terus," tandasnya.
Agus pun menambahkan agar Pemerintah menambah alat perekam dan disetiap kecamatan bisa membuat KTP elektronik, sehingga warga tidak harus jauh-jauh ke Dispendukcapil itu pun harus antre. (*)