Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, akan mengucurkan beasiswa kepada 30 dokter muda untuk menyelesaikan pendidikan spesialis mulai tahun depan sebagai program lanjutan yang telah diberikan sejak 2014.
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu mengemukakan, setelah lulus menjadi dokter spesialis, mereka akan mengabdi di Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di daerah tersebut.
"Saya ingin menyapa langsung mereka, sekaligus memberikan motivasi agar mereka bisa melayani masyarakat dengan baik,” ujar Anas saat mengunjungi para dokter yang mendapat beasiswa itu di RSUD Blambangan.
Ia menjelaskan saat ini sudah ada empat dokter spesialis yang diberi beasiswa dan telah lulus kemudian mengabdi di Banyuwangi, yaitu dokter spesialis patologi anatomi, spesialis saraf, spesialis kandungan, dan spesialis jantung.
"Tahun depan dianggarkan beasiswa untuk 30 calon dokter spesialis. Mereka melengkapi para dokter spesialis lainnya yang sudah mengabdi, sehingga bisa memenuhi semua kebutuhan dokter spesialis di Banyuwangi,” ujarnya.
Anas menambahkan, keberadaan para dokter spesialis sangat penting untuk mewujudkan kualitas layanan kesehatan yang prima. Salah satu indikatornya adalah tindakan medis yang semakin baik. Ada penyakit yang dulu harus dirujuk ke RSUD dr Soetomo milik Pemprov Jatim di Surabaya, kini sudah bisa ditangani di Banyuwangi, seperti kasus bedah saraf tumor otak, pendarahan otak karena kecelakaan, dan hidrosefalus.
"Para dokter spesialis ini juga rutin mendatangi sejumlah puskesmas, sehingga masyarakat di sana bisa terlayani tanpa harus ke RSUD yang terletak di tengah kota," katanya.
Ia mengemukakan penyiapan dokter spesialis tambahan juga dalam rangka pembukaan "stroke center" yang rencananya dilakukan tahun depan dengan tambahan kekuatan dokter spesialis. Akan ada tambahan dua dokter spesialis saraf baru untuk keperluan pembukaan "stroke center" tersebut.
Sementara dr Dina Utami, SpPA mengatakan beasiswa dari Pemkab Banyuwangi sangat membantu menyelesaikan tugas belajarnya. "Saya senang bisa mengabdi di sini," ujar dokter spesialis patologi anatomi tersebut.
Semenatara dr Indah Ari, SpS menambahkan salah satu permasalahan calon dokter spesialis adalah tidak ada jaminan penempatan tugas setelah lulus dari pendidikan. Dengan adanya beasiswa ini, dia dan rekan-rekannya menjadi bersemangat karena sudah mendapat jaminan penempatan di RSUD di Banyuwangi.
"Saya berharap program semacam ini diteruskan agar semakin banyak dokter spesialis yang hadir di Banyuwangi," ujarnya.
Anas mengatakan, permasalahan rumah sakit di daerah ada dua, yaitu infrastruktur (kelengkapan alat) dan SDM. Dua hal tersebut di Banyuwangi secara bertahap dibenahi.
"Biasanya daerah selalu mengeluh ke pemerintah pusat soal ini. Padahal bisa diselesaikan jika ada beasiswa dan penambahan fasilitas secara berkelanjutan," kata dia.
Direktur RSUD Blambangan, Banyuwangi, dr Taufik Hidayat mengatakan terkait fasilitas, tahun depan RSUD Blambangan akan melengkapi diri dengan alat rekam otak, alat bedah tumor hispatologi, dan sejumlah ruang baru untuk operasi bedah. Hal itu untuk melengkapi berbagai layanan yang sudah ada sebelumnya, mulai dari poliklinik penyakit dalam, paru, kandungan, bedah, mata, anak, neurologi, gigi dan mulit, kulit dan kelamin, hingga jantung.
"Dari waktu ke waktu, layanan semakin lengkap dan baik, sehingga jika ada permasalahan kesehatan bisa ditangani dengan cepat," ujarnya.(*)
Banyuwangi Kucurkan Beasiswa 30 Calon Dokter Spesialis
Rabu, 24 Agustus 2016 13:19 WIB
Para dokter spesialis ini juga rutin mendatangi sejumlah puskesmas, sehingga masyarakat di sana bisa terlayani tanpa harus ke RSUD yang terletak di tengah kota.