Jember (Antara Jatim) - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Jember M. Satuki mengatakan kegiatan "Jember Fashion Carnaval" (JFC) ke-15 yang digelar sejak Rabu hingga Minggu (28/8) mampu meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Jumlah wisatawan asing yang datang ke Jember untuk melihat parade busana yang unik dan spektakuler itu meningkat tajam, dan diprediksi mencapai 800 orang," katanya di sela-sela pembukaan kegiatan JFC International Event di alun-alun Kabupaten Jember, Rabu.
Menurut dia, setiap tahun jumlah pengunjung yang menonton kegiatan JFC selalu meningkat seiring dengan semakin banyaknya ragam yang disuguhkan dalam kegiatan bertaraf internasional itu.
"Hal itu dibuktikan dengan kamar hotel baik hotel kelas bintang maupun kelas melati di Jember sudah penuh, sehingga wisatawan yang tidak memesan kamar hotel jauh-jauh hari pada pelaksanaan JFC akan kesulitan mendapatkan penginapan," tuturnya.
Selain meningkatkan kunjungan wisatawan asing, lanjut dia, JFC yang berhasil meraih peringkat empat di dunia untuk karnaval terunik dan terheboh setelah Mardi Gras (Amerika Serikat), Rio De Jeneiro (Brazil), dan The Fastnacht (Koln, Jerman) itu juga meningkatkan kunjungan wisatawan domestik.
"Kemungkinan jumlah wisatawan domestik baik dari Jember maupun luar Jember mencapai ratusan ribu orang karena tiket untuk grand carnival JFC pada 28 Agustus 2016 sudah terjual habis," katanya.
Ia berharap kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara pada saat rangkaian kegiatan JFC International Event juga mampu mendongkrak sektor perekonomian di Kabupaten Jember karena berbagai produk lokal juga dijual di sejumlah stand di alun-alun Jember.
Sementara President JFC Dynand Fariz mengatakan JFC International Event tahun 2016 memiliki tiga agenda yakni Carnaval, Exhibition dan Conference yang diselenggarakan pada 24-28 Agustus 2016 di alun-alun Jember.
"Tema utama JFC yakni "Revival" atau kebangkitan Indonesia di berbagai bidang, dengan sub tema Garuda, Hortus, Technocyber, Woods, Paradisaea, Refugees, Ocean, Chandelier, Olympic dan Barong," tuturnya.
Yang menjadi beda dengan karnaval mode pada umumnya adalah busana yang digunakan oleh peserta JFC merupakan hasil rancangannya sendiri, dibuat dengan dana sendiri, dan diperagakan sendiri, sehingga masing-masing peserta harus berpikir kreatif untuk menciptakan busana yang unik dan spektakuler sesuai dengan tema defile.(*)