Trenggalek (Antara Jatim) - "Saya akan cari keberadaan anak saya Zefrizal sepulang dari menjalankan ibadah Haji tahun depan, di Pakistan," kata Radan, orang tua Zefrizal Nanda Mardani (23), mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang dikabarkan bergabung ISIS.
Pernyataan itu spontan disampaikan Radan saat dikonfirmasi Antara mengenai keberadaan putra bungsunya Zefrizal di rumahnya di RT 22/RW 05 Lingkungan Jarakan, Kelurahan Karangsoko, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Selasa.
Saat ini, Radan yang berprofesi sebagai guru matematika di SMP Negeri 4 Trenggalek mengaku hanya pasrah dengan kabar berita yang menyebut anaknya telah bergabung organisasi Islam radikal, ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dan beberapa kali dicari tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
Mengaku sempat ingin komplain dan mengklarifikasi atas informasi yang beredar di berbagai media massa maupun keterangan pihak kampus Unair yang dinilai mendiskreditkan putranya, Radan akhirnya memilih diam dan pasif.
"Buat apa saya memikirkan itu. Masih banyak hal yang perlu saya dan istri saya lakukan, di antaranya membimbing anak-anak sekolah ini menimba ilmu," kata Radan sembari menunjukkan tempat les atau bimbingan belajar matematika di rumahnya.
Menurut Radan, ada sekitar 125 pelajar tingkat SMP dari berbagai sekolah yang mengikuti program bimbingan belajar di rumahnya.
Radan dan istri, Maryati, mengaku waktu mereka saat ini terfokus untuk mengabdi sebagai guru serta membimbing siswa yang les mata pelajaran di tempat mereka.
"Dua hal yang ingin kami lakukan saat ini. Pertama bersama istri membimbing anak-anak belajar matematika setiap hari sepulang sekolah, kedua menunaikan panggilan suci ibadah haji tahun depan," ujarnya.
Mengenai kabar terkait Zefrizal, Radan dan istri saat ini memilih pasrah.
Kendati berharap anak bungsunya dalam kondisi baik-baik saja dan segera muncul kabar berita keberadaannya, Radan mengatakan yakin anaknya tidak terlibat ataupun bergabung organisasi radikal ISIS.
"Saya yakin anak saya tidak semudah itu terbawa pengaruh (ISIS). Saya mengenal betul watak-pribadinya dan dia cukup cerdas untuk memilih mana yang baik mana yang tidak," kata Radan.
Namun, Radan mengatakan sudah cukup lama tidak berhubungan dengan Zefrizal Nanda Mardani sejak putranya menikah dengan wanita keturunan Pakistan pada 2015 dan kemudian berpamitan untuk pergi dan tinggal di negeri asal sang istri tersebut.
"Sejak itu tidak pernah komunikasi lagi. Sebagai orang tua kami mengihlaskan, karena dia anak laki-laki dan sudah bisa bertanggung jawab atas setiap pilihannya," katanya.
Zefrizal Nanda Mardani adalah mahasiswa FK Unair asal Trenggalek yang memiliki sederet prestasi akademis bidang Astronomi dan Matematika.
Tertinggi, prestasi pemuda kelahiran 30 Desember 1993 itu tercatat pernah manyabet medali emas Olimpiade Astronomi di Crimea, Ukraina pada 2007 saat masih duduk di bangku kelas VII SMP Negeri 1 Trenggalek.
Ia kembali meraih medali emas Olimpiade MIPA tingkat nasional pada 2010 saat duduk di bangku kelas XI SMA Negeri 1 Trenggalek.
Dari histori akademik mahasiswa di fakultas kedokteran, menurut keterangan Kepala Bagian Akademik FK Unair Dr dr Gadis Meinar Sari, Zefrizal termasuk jenius dan cerdas.
Pada awal masuk kuliah, Indeks Prestasi Komulatif (IPK) Zefrizal mencapai 3,58 dan IPK di atas 3,00 itu bertahan hingga dua tahun pertama.
Namun, memasuki tahun ketiga pada semester ganjil, IPK-nya hanya 2,96.
"Terakhir pada semester genap 2014/2015, IPK-nya 2,2 dan tidak ada lagi kabar kuliahnya hingga akhirnya dicari-cari oleh pihak Densus 88," katanya.
Zefrizal yang tidak diketahui rimbanya kini terancam sanksi DO (drop out) dari kampus FK Unair, karena sudah dua semester berturut-turut tidak aktif kuliah dan membayar biaya studi.
"Kami sudah melapor, tapi belum ada keputusan universitas, jadi Zefrizal memang sedang proses DO, karena kami sudah mengusulkan, namun keputusan resminya masih menunggu surat dari Rektor. Itu prosedurnya," katanya. (*)
Orang Tua berencana Cari Mahasiswa Terduga ISIS
Selasa, 9 Agustus 2016 19:52 WIB
"Saya yakin anak saya tidak semudah itu terbawa pengaruh (ISIS). Saya mengenal betul watak-pribadinya dan dia cukup cerdas untuk memilih mana yang baik mana yang tidak," kata Radan.