Bojonegoro (Antara Jatim) - Forum Transparansi Gula Nasional (FTGN) meminta Pabrik Gula (PG) di Jawa Timur, mengubah tata cara pembelian tebu petani dari campur tangan tenaga manusia beralih dengan memanfaatkan teknologi digital agar tidak merugikan petani.
"Di Jawa Timur ada 34 pabrik gula. Masih banyak yang memanfaatkan campur tangan tenaga manusia dalam melakukan pembelian tebu," kata Kepala Bidang Pemberdayaan Petani FTGN Ardianto Santoso, di Bojonegoro, Rabu.
Dengan campur tangan tenaga manusia, menurut dia, para petani acapkali dirugikan terkait penentuan rendemen tebu yang dijual karena berdasarkan perhitungan manusia.
"Kalau memanfaatkan teknologi digital hasil rendemen tebu yang dijual petani bisa langsung diketahui secara pasti," tuturnya.
Ia mencontohkan PG Kebun Tebu Mas (KTM) Ngimbang, Lamongan, sudah memanfaatkan teknologi digital dalam menghitung rendemen tebu yang dijual petani.
"Selama ini petani menerima pembayaran uang penjualan tebu dari pabrik gula rata-rata sekitar 20 hari," jelas dia.
Padahal, lanjut dia, petani membutuhkan segera uang untuk berbagai keperluan dalam memanen tanaman tebu, mulai membayar truk, tenaga kerja juga lainnya.
"KTM bisa membayar pembelian tebu dua kali dalam sepekan," tandasnya.
Menurut dia, pabrik gula di Jawa Timur, juga harus melakukan berbagai perbaikan peralatan mesin agar bisa lebih banyak dalam mengolah tebu.
"Kalau kapasitas pabrik gula lebih banyak dan cepat dalam mengolah tebu maka harga gula bisa lebih tinggi dibandingkan harga pembelian tebu yang dilakukan pabrik gula sekarang ini," tuturnya.
Ia membandingkan KTM berani membeli tebu petani pada musim tanam tahun ini dengan harga Rp79 ribu per kuintal lebih tinggi dibandingkan pabrik gula lainnya yang hanya berkisar Rp64 ribu-Rp65.000 per kuintal.
Pengurus Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Sumber Makmur Kecamatan Parengan, Tuban Suwarno, menjelaskan tanaman tebu yang masuk anggota KPTR Sumber Makmur dengan luas 1.300 hektare menjalin kerja sama dengan PTPN 10.
Pada musim panen tahun ini, katanya, harga tebu yang dijual ke PG Jombang dan PG Lestari (PTPN X) berkisar Rp63 ribu-Rp64 ribu per kuintal.
"Petani menerima biaya garap dari pabrik gula Rp1,8 juta per hektare yang seharusnya Rp7 juta per hektare," jelas dia. (*)
FTGN Minta Pabrik Gula Ubah Pembelian Tebu
Rabu, 3 Agustus 2016 19:43 WIB
"Di Jawa Timur ada 34 pabrik gula. Masih banyak yang memanfaatkan campur tangan tenaga manusia dalam melakukan pembelian tebu," kata Kepala Bidang Pemberdayaan Petani FTGN Ardianto Santoso, di Bojonegoro, Rabu.