Surabaya (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang juga alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur menegaskan bahwa IPNU kedepan bisa rapat lewat media sosial (medsos), seperti Whatsapp (WA).
"Kedepan, kondisi sudah berubah, karena IT dan medsos membuat seluruh dunia terhubung, karena itu IPNU dan IPPNU (IPNU putri) juga harus berubah," katanya dalam testimoni alumni pada Silaturahim Majelis Alumni IPNU-IPPNU se-Jatim di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Minggu.
Birokrat yang menjadi aktivis IPNU sejak memimpin Komisariat IPNU di SMAN 1 Jember itu menjelaskan perubahan yang harus diikuti IPNU terkait medsos antara lain rapat, pelatihan kader, dan kegiatan organisasi lainnya yang memanfaatkan medsos.
"Saya senang bisa hadir dalam pertemuan Majelis Alumni IPNU Jatim ini, karena saya bisa bertemu antargenerasi dengan sesama aktivis IPNU, apalagi saya berangkat dari bawah, yakni komisariat di sekolah. Saya merasakan banyak manfaat berorganisasi yang saya rasakan saat ini," katanya.
Namun, katanya, tantangan IPNU pada zamannya itu berbeda dengan zaman sekarang, karena itu medsos atau IT bisa menjadi "kendaraan" bagi para aktivis IPNU sesuai dengan segmentasi sasaran yang ada ada.
"Kalau zaman dulu yang serba terbatas saja, aktivis IPNU banyak yang sukses, maka sekarang juga harus bisa. Rekan-rekan saya banyak yang sukses, ada yang mendirikan PMII di Jember, ada yang mendirikan NU di Jepang, Perancis, dan sebagainya," katanya.
Kedepan, katanya, IPNU dan IPPNU tidak harus mengadakan rapat atau pelatihan kader seperti Makesta (masa kesetiaan anggota atau masa orientasi anggota baru) secara "face to face", namun materi rapat atau pelatihan dapat dibahas terlebih dulu lewat WA.
"Jadi, rapat secara face to face mungkin hanya sejam, karena sudah dibahas cukup mendalam lewat WA. Begitu juga dengan Makesta (pelatihan), materi pelatihan dapat di-share lewat milis atau WA, sehingga materi sudah dikuasai dan akhirnya pelatihan tidak perlu berhari-hari, sehingga efisien," katanya.
Selain itu, ia berharap IPNU dan IPPNU tetap memperkuat kader yang bersumber dari sekolah dan pesantren. "Untuk Majelis Alumni IPNU, saya kira bisa membantu NU, seperti perbaikan gedung pertemuan NU yang bersejarah ini, nanti rekan-rekan pikirkan perbaikannya dan saya siap bantu," katanya.
Dalam Silaturahim dan Temu Alumni yang juga ditandai dengan deklarasi Forum Silaturahim Alumni (FSA) IPPNU Jatim itu, testimoni alumni juga disampaikan Rekan H Halla Muchtar (generasi IPNU paling senior), Rekanita Hj Nur Zaenab Noer (generasi IPPNU paling senior), dan Rekanita Aisyah L Agustini (yunior).
"Saya sarankan MA IPNU dan FSA IPPNU Jatim tidak hanya silaturahim, tapi juga melakukan kegiatan yang menguntungkan IPNU dan IPPNU dari generasi sekarang, apalagi zaman sekarang lebih mudah daripada zaman saya yang sulit mencari dana operasional organisasi," kata Rekan H Halla Muchtar.
Oleh karena itu, Rekanita Hj Nur Zaenab Noer mengingatkan aktivis IPNU dan IPPNU untuk menata niat dalam berorganisasi. "Jangan sampai tidak ikhlas, apalagi sampai minta-minta jabatan, nanti kita capek tanpa mendapatkan pahala sama sekali. Rugi," katanya.
Silaturahim itu dihadiri antara lain Fatmah Abbas (mubalighah), HM Sholeh Hayat (politisi/jurnalis), H. Muzammil Syafi'i, SH, M.Si (Ketua MA IPNU Jatim/politisi), H Sullamul Hadi Nurmawan (politisi/Ketua DPRD Sidoarjo), Letkol Chumaidi (TNI AL), H Muhibbin Billah (pengusaha), Dr. Ja'far Amiruddin (dosen UNJ), Maksum Zuber (BOPI Kemenpora), dan sebagainya.
"Acara ini untuk menyusun jejaring, lalu kita membuat database, sehingga peran IPNU dan IPPNU lebih maksimal. Kita juga berencana menyusun catatan IPNU-IPPNU masa ke masa dalam bentuk buku dan narasi video atau CD," kata Ketua MA IPNU Jatim H Muzammil Syafii. (*)