Surabaya (Antara Jatim) - Komisi D DPRD Kota Surabaya mempertanyakan teknis pengoperasian air mancur menari di Pantai Kenjeran tepat di sisi "Jembatan Suroboyo" yang baru diresmikan Wali Kota Tri Rismaharini pada Sabtu (9/7) malam.
"Kami belum tahu teknis pengoperasiannya seperti apa, dan Dinas Pariwisata harus menjelaskan," ujar Anggota Komisi D DPRD Surabaya Anugrah Ariyadi ketika dikonfirmasi di Surabaya, Minggu pagi.
Pihaknya menginginkan pemanfaatan air mancur menari tersebut sesuai harapan dan dapat dirasakan oleh orang banyak sehingga berimbas pada kemajuan pariwisata Surabaya.
"Jembatan Suroboyo dan air mancur menari itu ikon baru Surabaya sehingga siapa saja yang ke sana jangan sampai kecewa karena air mancur menarinya mati," ucapnya.
Legislator asal Fraksi PDIP tersebut berpendapat, keindahan air mancur menari hanya bisa disaksikan malam hari karena lampu-lampu dan cahaya yang keluar terlihat sangat spektakuler, sedangkan jika siang hari tak terlihat kecantikannya.
"Pertama, jangan sampai pengunjung kecewa, dan kedua apakah pengoperasiannya dibatasi jam-jam tertentu atau bagaimana? Inilah yang harus dijelaskan oleh Dinas Pariwisata selaku pengelola," katanya.
Dijadwalkan, pada Senin, 12 Juli 2016, Komisi D akan membahasnya dengan Kepala Dinas Pariwisata Surabaya, termasuk mempertanyakan transparansi anggaran untuk pemeliharaan, operasional rutin, sumber daya manusia dan sebagainya.
Politisi yang juga seorang pengacara itu berharap pembangunan proyek senilai Rp200 miliar dari dana APBD tersebut mampu mendongkrak pariwisata Surabaya sekaligus menumbuhkan ekonomi kreatif warga setempat.
Sementara itu, tokoh masyarakat Surabaya Herman Rivai mempertanyakan jadwal pengoperasian air mancur menari yang direncanakan tidak setiap malam menyala.
"Pasti banyak masyarakat dari dalam maupun luar Surabaya penasaran dan datang ke Kenjeran. Tapi kalau tidak menyala setiap malam, kemudian mereka kecewa bagaimana?," katanya.
Ketua Komunitas Peduli Surabaya "Rek Ayo Rek" tersebut berharap ada penyampaian jelas dari Pemkot Surabaya, khususnya pengelola "Jembatan Suroboyo" agar tidak membuat kecewa yang dikhawatirkan menimbulkan citra negatif untuk Surabaya.
"Saya juga ingin ke sana melihat langsung bagaimana air mancur menari itu. Tapi kalau tidak menyala bagaimana?," kata pria yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya tersebut.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan "Jembatan Suroboyo" yang berada di Pantai Kenjeran sekaligus menandai dibukanya jembatan sepanjang 800 meter tersebut untuk umum, Sabtu malam.
Suguhan pesta kembang api selama beberapa menit sempat menghiasi langit Kenjeran, dilanjutkan atraksi air mancur menari. (*)