Trenggalek (Antara Jatim) - Banjir rob atau luapan air laut akibat fenomena gelombang air pasang menyebabkan volume kunjungan wisatawan di sejumlah kawasan pesisir Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, turun.
"Penurunan terjadi terutama saat banjir rob terjadi pada pagi hingga siang. Sore ada, tapi juga tidak banyak seperti biasanya," kata Sudarminto, nelayan pesisir Pantai Pasir Putih, Trenggalek, Minggu.
Ia mengatakan, banyak pengunjung yang datang akhirnya membatalkan berwisata di beberapa objek wisata pesisir Prigi, seperti di Pantai Pasir Putih, Prigi, Cengkrong serta Wanawisata Mangrove.
Luberan ombak yang mengenai daratan dan sebagian menggenangi kawasan wisata membuat para pengunjung hanya berhenti sebentar atau sekedar jalan-jalan memantau keadaan sebelum akhirnya kembali pulang.
Saat siang dan air laut berangsur surut, kata Sudarminto yang pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Pasir Putih itu, masyarakat dan pedagang warung wisata lebih banyak disibukkan aktivitas membersihkan area tempat usaha mereka dari sampah dan genangan air laut yang masih tersisa.
"Di Cengkrong dan Wanawisata Mangrove kondisinya lebih parah lagi sehingga pengunjung tak bisa menikmati keindahan pantai maupun pemandangan mangrove karena jalurnya becek serta berlumpur," ujar Wajib, nelayan Pantai Prigi.
Kondisi serupa terjadi di kawasan pesisir Pantai Blado dan Ngampiran di Kecamatan Munjungan serta Pantai Konang dan Pelang di Kecamatan Panggul.
Sebagian area wisata dilaporkan rusak dan tergenang air sehingga aktivitas perekonomian warung wisata nyaris berhenti total.
"Malam hari biasanya air pasang kembali naik hingga mencapai daratan. Warga saat ini terus siaga," kata Bambang, warga Panggul menginformasikan.
Dikonfirmasi terkait dampak banjir rob, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek Catur Budi mengakui fenomena air pasang sedikit-banyak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan di pesisir selatan Trenggalek.
Namun ia meyakini dampaknya tidak signifikan dalam mempengaruhi target pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata pesisir.
"Pengaruh tentu ada, namun tidak signifikan terhadap PAD karena (bajir) rob terjadi pada bulan puasa dimana jumlah pengunjung memang cenderung turun," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek Joko Rusianto mengimbau warga dan wisatawan yang berkunjung ke kawasan pesisir selatan Trenggalek untuk waspada.
Menurutnya, potensi banjir rob masih terjadi dan telah mencapai daratan sehingga membahayakan jika ada warga/pengunjung memaksa bermain di tepi pantai.
"Seluruh aktivitas melaut dan sejenisnya sebaiknya ditunda dulu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Joko melalui pesan berantai yang disampaikannya melalui beberapa fasilitas media sosial. (*)