Surabaya (Antara Jatim) - Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP/MTs pada hari ketiga Rabu (11/5) dengan mata pelajaran (mapel) Bahasa Inggris tidak menggunakan uji "listening".
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya, Ikhsan di Surabaya, Selasa mengatakan UNBK tingkat SMP/MTs tidak sama seperti tingkat SMA/SMK yang terdapat materi "listening", sehingga peserta UNBK pun tidak perlu membawa "headset".
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan mengatakan, ujian pada hari ketiga yang tidak menggunakan "listening", maka tidak membutuhkan perlakuan khusus seperti tingkat SMA/MA dan SMK beberapa waktu lalu.
"Jika UNBK siswa SMA/SMK, para siswa harus membawa sendiri headset yang digunakan untuk materi 'listening', kemudian dicocokkan dengan komputer masing-masing, namun untuk saat ini tidak ada perlakuan khusus," kata dia.
Selain itu, ia menambahkan UNBK di hari kedua ini kembali berjalan lancar, namun siswa yang tidak masuk bertambah. Pada hari pertama mapel bahasa Indonesia yang absen 15 siswa, maka untuk hari ini bertambah satu siswa.
"Selain 15 siswa yang absen tadi, hari kedua mapel Matematika ada lagi satu siswa sakit. Semuanya sudah didaftarkan ujian susulan sesuai dengan mata pelajaran yang tidak diikuti," tutur mantan Kepala Bapemas KB Surabaya.
Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Surabaya Eko Prasetyoningsih menambahkan, materi ujian mata pelajaran bahasa Inggris menyesuaikan dengan materi pembelajaran tingkat SMP/MTs.
"SMP belum sampai uji listening, masih reading sama writing saja. Dengan begitu, dalam ujian nasional (UN) tidak perlu listening untuk ujian," terangnya.
Terkait siswa yang sakit, Eko mengaku perlu izin khusus dari dokter supaya siswa tersebut bisa ikut UNBK di lokasi perawatan. Tidak bisa sembarangan memfasilitasi siswa yang sakit dalam mengikuti ujian.
"Berdasakanr pengalaman UNBK tingkat SMA lalu, UNBK di luar sekolah telah dilakukan. Kammi menyediakan laptop berfungsi ganda, yakni sebagai alat mengerjakan soal ujian sekaligus server," tandasnya. (*)