Tulungagung (Antara Jatim) - Tim paleontologi dari Museum Geologi Bandung merekomendasikan kepada Pemkab Tulungagung, Jawa Timur untuk segera membangun area konservasi Situs Wajakensis atau Wajak-2 yang diyakini sebagai zona inti penemuan manusia purba pertama, Homo Wajakensis.
"Dengan sudah ditemukannya situs Wajak-2 yang menjadi lokasi penemuan fosil Homo Wajakensis ini arahnya tentu konservasi," kata Ketua tim eskavasi dari Museum Geologi Bandung, Iwan Kurniawan di sela penggalian di lereng pegunungan karst Dusun Cerme, Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, Sabtu.
Iwan berharap, pemerintah daerah proaktif melindungi situs penting tersebut, karena menjadi tonggak penemuan manusia purba lain di berbagai belahan dunia.
Banyaknya aktivitas penambangan batu marmer di sekitar lokasi situs wajak, mulai dari Kecamatan Campurdarat hingga Besuki dinilai Iwan bisa mengancam kelestarian situs yang pernah menjadi titik pusat penelitian awal tokoh paleontology dunia, Eugene Dubois pada era 1890-an hingga 1930-an.
"Situs Wajak-2 harus tetap terjaga keutuhannya, jangan sampai rusak apalagi digali karena tidak menutup kemungkinan di sekitar lokasi situs masih banyak fosil lain yang belum terangkat," ujarnya.
Iwan yang berlatar paleontology dan bekerja di Museum Geologi Bandung tersebut mengaku bersyukur Pemkab Tulungagung sudah memiliki komitmen serius untuk melestarikan situs Wajak, terutama di situs Wajak-2 yang menjadi lokasi penemuan fosil manusia purba.
Ia berharap setelah dilakukan penelitian lanjutan selama sepekan ke depan ada temuan baru, sehingga wacana membangun kawasan konservasi situs Wajak bisa segera direalisasikan.
"Selama ini kendala yang muncul saat bicara soal pelestarian cagar budaya adalah soal konsekuensi penggantian lahan. Kami berharap masalah ini tidak terjadi di Tulungagung," ujarnya.
Menurut Iwan, selain bermanfaat bagi area wisata, situs Wajak-2 yang baru terekspos komunitas akademisi Indonesia pada 2015 maupun pecinta sejarah itu bisa menjadi wahana penelitian bagi dunia pendidikan di tanah air.
"Segera setelah (penelitian) ini kami bersama pemerintah daerah melakukan pemetaan zona-zona mana yang perlu ditetapkan sebagai kawasan konservasi, dan bila perlu dibuatkan akses jalur untuk peneliti maupun wisatawan mencapai titik situs Wajak-2," ujarnya
Iwan menjelaskan, kepastian penemuan situs Wajak-2 yang menjadi area temuan fosil manusia purba pertama Indonesia itu setelah peneliti dari Belanda bernama Jhon de Vorst mencocokkan dokumen foto maupun sketsa hasil penelitian Eugene Dubois yang tersimpan di Museum Pelontologi, Leiden University, Belanda.
Hasilnya, kata Iwan, situs Wajak-2 yang berlokasi sekitar dua kilometer dari situs Wajak-1 dan berada di satu kawasan lereng tebing pegunungan Karst Dusun Cerme, Desa Gamping identik dengan sketsa gambar dan foto lokasi penemuan fosil Homo Wajakensis oleh Eugene Dubois.
"Sejak 1932 hingga 1982 situs Wajak dinyatakan hilang, karena sejak masa (Eugene) Dubois tidak ada lagi yang meniliti. Baru 1985 ditemukan lagi oleh paleontologis Universitas Leiden Jhon De Vorst dan dilanjutkan lagi pada 2015 kemarin bersama saya di sini," paparnya.(*)
Geolog Rekomendasi Area Konservasi Situs Wajakensis
Sabtu, 30 April 2016 19:18 WIB
"Situs Wajak-2 harus tetap terjaga keutuhannya, jangan sampai rusak apalagi digali karena tidak menutup kemungkinan di sekitar lokasi situs masih banyak fosil lain yang belum terangkat," ujarnya.