Bojonegoro (Antara Jatim) - Sebanyak 600 pengendara sepedai motor trail akan mengikuti ajang "Lets Go" Tuban "Edan" Trail, di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang digelar PWI setempat, untuk memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT PWI ke-70, Minggu (24/4).
Ketua Panitia Pelaksana "Lets Go" Tuban "Edan" Trail, Tuban, Arich Roikhul, di Tuban, Sabtu, menjelaskan sebanyak 600 pengendara trail yang sudah mendaftar itu, selain dari lokal, juga dari berbagai kota di Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Bahkan, menurut dia, juga ada peserta dari luar Jawa, seperti Kalimantan dan Bali, yang akan mengikuti ajang tahunan di daerahnya itu.
"Pengendara trail akan menempuh perjalanan sekitar 60 kilometer, melewati jalan sulit berbatu di tengah-tengah kawasan hutan," jelas dia.
Sesuai rencana, peserta akan mengawali keberangkatan dari Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Ngogro, di Kecamatan Singgahan, kemudian masuk kawasan hutan jati dan sejumlah objek wisata, mulai air terjun Nglirip, dan perkebunan jeruk.
"Peserta berangkat dari lokasi pemberangkatan sekitar pukul 09.00 WIB. Sesuai ketentuan pukul 15.00 WIB harus sudah keluar dari lokasi menuju pemberhentian terakhir, juga di TPK Ngogro," ucapnya, menegaskan.
Ia menyebutkan ajang "Lets Go" Tuban "Edan" Trail, akan memperebutkan puluhan hadiah yang akan dilakukan dengan cara diundi, antara lain, lima sepeda motor trail, lima sepeda motor matic, juga hadiah lainnya.
"Jumlah hadiahnya puluhan jenis," ucapnya, menegaskan.
Menurut dia, ajang "Lets Go" Tuban "Edan" Trail, yang kedua ini, sekaligus juga memperkenalkan sejumlah lokasi objek wisata, yang lokasinya di kawasan hutan jati.
"Ajang "ngetrail ini sudah kedua kalinya," ucapnya, menambahkan.
Ketua PWI Tuban Pipit Wibawanto, menjelaskan ajang "Lets Go" Tuban "Edan" Trail ini, merupakan puncak peringatan HPN dan HUT PWI ke-70 di daerahnya.
"PWI juga menggelar berbagai kegiatan, seperti dialog publik, juga yang lainnya, untuk memperingati HPN dan HUT PWI ke-70," tandasnya.
Ia mengharapkan kegiatan "Lets Go" Tuban "Edan" Trail ini bisa menjadi hiburan bagi warga masyarakat terutama di pedesaan.
"Kegiatan "ngetrail" ini bisa menjadi hiburan bagi warga, karena penonton tidak harus membayar karcis," ucapnya. (*)