Tulungagug (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengintensifkan program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) dan posyandu lansia sebagai upaya mencegah risiko kematian akibat komplikasi penyakit tidak menular degeneratif yang banyak menyerang kelompok lanjut usia di daerah tersebut.
"Program ini bersifat pencegahan dengan harapan kondisi penderita tidak semakin buruk," kata Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Tulungagung Bahrudin di Tulungagung, Jumat.
Beberapa jenis penyakit kronis yang mayoritas disebabkan faktor degeneratif atau penuaan tersebut menurut Bahrudin antara lain kencing manis atau gula darah, hipertensi, asam urat, asma, serta katarak.
Tiga jenis penyakit yang disebut pertama, kata dia, berisiko memicu munculnya penyakit penyerta lain sehingga terjadi komplikasi yang bisa berujung pada kematian.
"Risiko (kematian) muncul biasnya karena komplikasi dengan penyakit lain. Misal diabet yang diikuti hipertensi, gagal ginjal atau sebaliknya," kata Bahrudin.
Karenanya, lanjut dia, dinkes berinisiatif menggandeng seluruh jaringan layanan kesehatan, baik puskesmas-puskesmas, rumah sakit negeri/swasta, hingga dokter keluarga yang tersebar di berbagai wilayah di Tulungagung.
Menurut Bahrudin, mereka aktif melakukan sosialisasi pencegahan, secara periodik setiap bulannya.
"Dengan aktif memeriksakan kesehatan secara periodik, diharapkan risiko komplikasi bisa dicegah dan angka kematian penyakit tidak menular akibat degeneratif usia tersebut bisa diturunkan," ujarnya.
Selama kurun 2015, data Dinkes Tulungagung mencatat angka kasus diabet noninsulin mencapai 2.172 penderita/pasien, hipertensi sebanyak 9.440 orang, asma sebanyak 2.085 orang dan tertinggi ISPA sebanyak 17.376 penderita.
Saat ini, kata dia, dinkes telah menggandeng Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk membantu penanganan kasus-kasus degeneratif yang banyak dialami kaum lanjut usia, yaitu melalui layanan prolanis atau pengelolaan penyakit kronis.
"Sementara untuk masyarakat umum atau non-BPJS/KIS dinkes mengantisipasinya dengan menyediakan posyandu lansia di 31 puskesmas utama maupun puluhan puskesmas pembantu (pustu), serta dokter keluarga," ujarnya.(*)
Tulungagung Aktifkan Layanan Prolanis dan Posyandu Lansia
Jumat, 15 April 2016 18:34 WIB
"Risiko (kematian) muncul biasnya karena komplikasi dengan penyakit lain. Misal diabet yang diikuti hipertensi, gagal ginjal atau sebaliknya," kata Bahrudin.