Madiun (Antara Jatim) - Sejumlah arkeolog melakukan penelitian di situs Ngurawan di Dusun Ngurawan, Desa Dolopo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menyusul temuan susunan batu bata berbentuk pondasi bangunan di wilayah setempat.
Sejumlah arkeolog yang melakukan penelitian tersebut berasal dari Balai Arkeologi Yogyakarta dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur yang berkantor di Trowulan, Mojokerto.
Salah satu anggota dari tim Balai Arkeologi Yogyakarta, Sugeng Lianto, mengatakan, setelah melihat, ia menyimpulkan bahwa pondasi bangunan yang ditemukan warga di situs tersebut merupakan bangunan yang didirikan secara bertahap dari abad 8 hingga abad 16 Masehi.
"Ini diperkirakan mulai dibangun dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, Kediri, Majapahit, bahkan hingga masa awal masuknya Islam," ujar Sugeng kepada wartawan, Kamis.
Dengan demikian, dapat dipastikan situs tersebut tetap hidup atau eksis meski telah berganti masa peradaban. Hal itulah yang membuat Situs Ngurawan sangat isteimewa di mata para arkeolog. Sebab, biasanya situs lain tidak memiliki masa kehidupan yang lama seperti yang terlihat di Situs Ngurawan.
Ia menjelaskan, perkiraan masa kehidupan situs yang berlangsung dari abad 8 hingga 16 tersebut diketahui berdasarkan karakter pondasi bangunan yang ditemukan tersebut. Terlihat jelas bahwa bangunan itu tidak dibangun pada waktu yang sama. Hal itu terlihat dari struktur utama batu bata yang tidak mengikat.
"Susunan batu bata tersebut seolah ditempelkan begitu saja. Dengan demikian, salah satu dari pondasi bangunan tersebut ada yang dibangun menyusul," kata dia.
Indikasi lain yang memperkuat dugaan tidak dibanguan pada massa beradaban yang sama adalah ditemukannya sejumlah pecahan tembikar. Sebagian di antaranya memiliki motif dan bahan seperti yang ditemukan di Situs Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Sisi lain, ada keramik yang mirip buatan dari Cina.
Sugeng menjelaskan, pondasi bangunan yang ditemukan tersebut berada di sekitar kedalaman 2 meter dengan luas 3 meter. Pondasi tersebut memiliki empat ruang. Ada bagian ruangan yang menghadap ke barat, ke selatan, dan pembatas ruangan.
Atas temuan tersebut, pihaknya menyimpulkan perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam lagi. Adapun hasil penelitian dan identifikasi awal tersebut akan ia kirim ke Balai Arkeologi Yogyakarta.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala Unit Kelompok Kerja Pengamanan dan Penyelamatan, BPCB Trowulan, Jamiat. Ia mengatakan, hasil penelitian kali ini akan disusun guna bahan rekomendasi untuk penelitian yang lebih detail lagi. "Di antaranya dengan melibatkan tim ahli lainnya. Seperti arkeolog, geolog, bahkan arkeobotani," katanya.
Seperti diketahui, Gatot Suhanto, warga Dusun Ngurawan, Desa Dolopo, sebelumnya telah menemukan susunan batu bata berbentuk pondasi kuno di halaman rumah miliknya. Ia juga menemukan patung yang diduga kuat peninggalan peradaban Kerajaan Majapahit. Temuan-temuan tersebut langsung dilaporkan ke perangkat desa dan diamankan. (*)