Tulungagung (Antara Jatim) - Pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp25 miliar untuk membangun bendung gerak di kawasan hilir Sungai Parit Agung atau Kali Ngrowo, guna mengatasi masalah banjir yang kerap menggenangi pemukiman serta persawahan sekitarnya.
"Kalau tidak salah, tahun ini proses pembangunannya akan dimulai," ungkap Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo di Tulungagung, Minggu.
Ia meyakini, bendung gerak di aliran Sungai Parit Agung akan memberi dampak positif terhadap lingkungan maupun perekonomian masyarakat sekitar sungai.
Selain mampu mengatasi persoalan banjir yang kerap melanda desa-desa dan persawahan di sekitar aliran sungai, pembangunan bendung gerak membuat daerah berpeluang mengembangkan kawasan wisata sungai tengah kota.
"Bendung gerak memungkinkan petugas untuk membuang air dengan membuka pintu bendung saat air melimpah, dan membendungnya saat kemarau atau tidak terjadi hujan," kata Syahri.
Namun, Syahri mengaku tidak mengetahui detail rencana kerja maupun konstruksi bendung dimaksud.
Sebab, kata dia, pelaksanaan proyek pembangunan bendung gerak tersebut ada di tangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas region Jatim.
"Kami hanya mendapat konfirmasi mengenai titik lokasi yang akan dibangun bendung gerak tersebut, serta perencanaan umum lainnya untuk mensinergikan dengan kepentingan perencanaan pembangunan daerah," terangnya.
Syahri mengaku cukup apresiatif terhadap rencana pembangunan bendung gerak tersebut, karena bisa menjadi solusi banjir yang kerap melanda wilayah Boyolangu dan sekitarnya.
Ia mengisyaratkan untuk meluncurkan sejumlah paket kebijakan untuk mengembangkan kawasan bantaran Sungai Ngrowo atau Parit Agung yang membelah Kota Tulungagung tersebut.
Salah satu yang kini sudah dalam rintisan adalah membangun sentra kuliner di sepanjang tepian sungai buatan yang sejak awal didesain untuk mengatasi masalah banjir di wilayah dataran Tulungagung itu.(*)
Tulungagung Segerai Bangun Bendung Gerak Atasi Banjir
Minggu, 7 Februari 2016 16:51 WIB
"Bendung gerak memungkinkan petugas untuk membuang air dengan membuka pintu bendung saat air melimpah, dan membendungnya saat kemarau atau tidak terjadi hujan," kata Syahri.