Kediri (Antara Jatim) - Keluarga menjemput seorang warga negara Indonesia (WNI) asal Kabupaten Kediri yang bernama Aminah (37), yang menjadi korban kapal tenggelam di perairan Malaysia.
"Keluarga sudah berangkat ke Surabaya untuk menjemput dan perkiraan jam 01.00 WIB jenazah tiba," kata Sumardi perangkat di Desa Margourip, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Sabtu malam.
Ia mengatakan, keluarga juga berencana memakamkan jenazah pada pagi Minggu (31/1) sekitar pukul 09.00 WIB. Namun, untuk kepastian jam juga masih komunikasi dengan warga yang menggali kubur, proses penggalian selesai jam berapa.
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Haris Setiawan mengaku pemerintah akan tetap mendampingi proses pemulangan Aminah, WNI asal Kabupaten Kediri yang menjadi korban kapal tenggelam di peraiaran Malaysia. Ia meninggal pada 26 Januari 2016 pada pukul 08.40 waktu setempat.
"Pemerintah secara prosedural tetap membantu menanganinya, terutama untuk pemulangan. Nanti dari dinas tenaga kerja dan transmigrasi serta dari camat juga membantunya," kata Haris.
Ia mengaku, pemerintah kabupaten sudah mendapatkan tembusan terkait dengan identitas warga yang menjadi korban kapal tenggelam oleh Konsulat Jenderal RI di Malaysia. Dari hasil pemeriksaan, korban yang tenggelam itu diketahui bernama Aminah. Temuan itu juga atas pemeriksaan kartu anggota Pramuka milik Doni, warga Desa Margourip, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
Dari hasil penelusuran, ternyata WNI yang tenggelam itu bernama Aminah. Kartu yang dibawa itu merupakan milik anaknya yang memang sengaja dibawa oleh Aminah saat hendak bekerja di luar negeri.
"Kartu pramuka itu milik Doni yang dibawa ibunya untuk kenang-kenangan," ucap Haris.
Secara data menjadi TKW, Haris mengatakan pemerintah sudah melacaknya, namun tidak menemukan identitas Aminah dari data di dinas. Diduga, Aminah berangkat secara ilegal.
Dari informasi yang diberikan, Aminah juga tidak terdata telah bekerja, padahal keluarga menyebut jika Aminah telah berangkat setelah Lebaran 2015. Selain itu, keluarga juga berkata jika bekerja sebagai penjaga kantin. Keberangkatannya ke Malaysia ini juga sudah yang ketiga kalinya, sejak ia belum menikah hingga memiliki dua orang anak.
Walaupun tidak terdata, Haris tetap menegaskan pemerintah tidak akan berpangku tangan dan tetap akan membantu untuk proses pemulangan. Sementara itu, terkait dengan hak-hak yang bersangkutan, seperti asuransi, Haris mengaku belum bisa memberikan keterangan.
Sebelumnya, kematian salah seorang WNI korban kapal tenggelam menjadi misteri. Sempat beredar kabar bahwa korban tersebut adalah anak-anak berjenis kelamin pria yang masih berusia 12 tahun. Hal ini didasarkan pada temuan sebuah kartu anggota Pramuka atas nama Doni di lokasi kecelakaan, yang kemudian diketahui sebagai anak Aminah. Kartu tersebut dibawa ibunya ke Malaysia sebagai kenang-kenangan karena mencantumkan foto Doni. (*)