HIV/AIDS di daerah itu sejak ditemukan tahun 2002 hingga akhir November
2015 telah mencapai 330 orang.
"Dari jumlah 330 penderita tersebut, sebanyak 173 orang di
antaranya telah meninggal dunia," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan
Magetan Ehud Allawy kepada wartawan di Magetan, Selasa.
Menurut dia, temuan baru kasus HIV/AIDS di Magetan cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu tentu sangat mencemaskan dan
harus dicegah oleh semua pihak lapisan masyarakat dan pemerintah.
Sesuai data yang ada, pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 52 orang
positif mengidap AIDS di wilayah Magetan. Sedangkan pada tahun 2015
hingga bulan Oktober, ditemukan sebanyak 62 orang positif HIV/AIDS.
"Kasus tersebut merupakan fenomena "gunung es". Dimungkinkan saja,
jumlahnya lebih banyak dari data yang terungkap. Hal ini tentu sangat
menakutkan," kata dia.
Ia menjelaskan, penularan HIV/AIDS di wilayah Magetan kebanyakan
disebabkan karena hubungan seks bebas. Sebagian lain karena narkoba dan
sisanya akibat kelahiran.
Sedangkan penderitanya tidak hanya kaum perisiko tinggi seperti
pengguna narkoba melalui jarum suntik dan para wanita pekerka seks
(WPS). Namun juga para ibu rumah tangga dan juga anak-anak.
Diduga para ibu rumah tangga tersebut tertular dari pasangannya
yang sebelumnya pernah melakukan hubungan seks bebas dengan WPS ataupun
orang lain yang positif HIV/AIDS.
Hal itu terbukti, karena petugas Dinas Kesehatan dan Satpol PP
setempat pernah melakukan pemeriksaan dan hasilnya ditemukan sejumlah
WPS dan pemandu lagu di tempat hiburan wilayah Magetan positif
terjangkit HIV/AIDS dan mereka masih beroperasi.
Sementara, dalam rangka memperingati hari AIDS Sedunia yang jatuh
setiap tanggal 1 Desember, jajaran staf Dinas Kesehatan Magetan
melakukan aksi damai dengan membagi-bagikan stiker di kawasan bundaran
Terminal Maospati, Magetan.
Aksi tersebut sebagai bentuk sosialisasi ke masyarakat akan
bahayanya penyakit HIV/AIDS. Dalam aksi tersebut, mereka juga melibatkan
para ODHA untuk memberitahukan ke masyarakat bahwa setiap orang berhak
bergaul, termasuk ODHA.
"Yang dicegah adalah penyebaran virusnya, bukan mengucilkan
penderitanya. Sebab, HIV/AIDS hanya ditularkan melalui hubungan seks
bebas, penggunaan jarum suntik bersamaan, transfusi darah, dan ibu hamil
kepada bayinya," kata Ehud. (*)