Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai tanggul dan tebing di sejumlah lokasi di hilir, Jawa Timur, yang kritis, disebabkan longsor.
"Pendataan yang kami lakukan ada 10 titik baik tanggul maupun tebing yang kondisinya kritis di hilir Jawa Timur," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Rabu.
Ia menjelaskan tanggul dan tebing yang kritis itu, rawan menimbulkan banjir, kalau Bengawan Solo meluap.
"10 titik yang kritis berupa tanggul dan tebing itu, mengalami longsor, sehingga rawan jebol kalau terjadi luapan Bengawan Solo," katanya, menegaskan.
Ia menyebutkan di Bojonegoro, tanggul yang kritis yaitu tanggul kanan Kali Ganggang di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, karena rawan longsor dengan panjang puluhan meter.
Selain itu, tebing kanan Bengawan Solo di Desa Kabalan dan Kanor, Kecamatan Kanor, juga mengalami longsor puluhan meter.
"Longsornya tebing di dua lokasi di Kecamatan Kanor itu mendekati tanggul negara, sehingga bisa mengancam keberadaan tanggul," ucapnya.
Di Tuban, lanjut dia, di Desa Banjarum, Kecamatan Rengel, tanggul kiri Bengawan Solo longsor sepanjang 100 lebar dengan lebar 2 meter dan kedalaman 60 centimeter.
Selain itu, lanjut dia, tanggul kiri Bengawan Solo di Desa Kedungrejo, Kecamatan Plumpang, yang rusak sepanjang 220 meter masih dalam proses perbaikan oleh Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah.
Di Lamongan, jelasnya, tanggul kanan Bengawan Solo di Desa Blumbang, Kecamatan Meduran, juga longsor sepanjang 75 meter lebar 20 meter, dengan kedalaman 1,5 meter.
Di desa setempat juga ada tanggul kanan Bengawan Solo yang longsor sepanjang 150 meter, lebar 30 meter, dengan kedalaman 1,5 meter.
Di Desa Meduran, Kecamatan Meduran, juga ada tanggul desa yang longsor sepanjang 30 meter, lebar 7 meter, setinggi 1 meter. Di Desa Gedangan, Kecamatan Meduran, tanggul desa juga longsor sepanjang 150 meter, dengan lebar 4 meter dan tinggi 4 meter.
Di Desa Srampat, Kecamatan Meduran, lanjutnya, tanggul kanan Bengawan Solo, longsor sepanjang 30 meter, dengan lebar 4 meter dan tinggi 1,5 meter.
Sedangkan di Desa Taji, Kecamatan Meduran, tanggul desa yang longsor panjangnya 400 meter, dengan 6,5 meter dan tinggi 5 meter.
"Kami meminta jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah hilir Jawa Timur, meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo di musim hujan," kata Kepala UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Hirnowo, menambahkan. (*)