Ngawi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur, mengembangkan padi unggul varietas "Inpari Sidenuk" hasil penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) guna mendongkrak produktivitas pangan setempat.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Muhammad Nasir, di Ngawi, Sabtu mengatakan, varietas padi Sidenuk dipilih karena memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan varietas padi pada umumnya.
"Varietas padi Sidenuk memiliki tiga keunggulan, yakni masa tanam singkat, hasil panen banyak hingga 9 ton per hektare, serta tahan hama wereng," ujar Menristekdikti, Muhammad Nasir, saat menghadiri panen perdana padi Sidenuk di Desa Teguhan, Kecamatan Paron, Ngawi.
Adapun, luas lahan pertanian di Kabupaten Ngawi yang telah digunakan untuk budi daya padi unggul varietas Inpari Sidenuk mencapai 5 hektare.
Ia menjelaskan, pengembangan padi Sidenuk di Kabupaten Ngawi kali ini merupakan yang pertama kalinya. Selain itu, penanaman padi Sidenuk juga merupakan tidak lanjut dari kerja sama pemkab setempat dengan Kemenristekdikti di bidang pertanian dan peternakan.
"Kali ini merupakan panen perdana. Petani bisa menghasilkan 9 hingga 10 ton per hektarenya," tutur Muhammad Nasir.
Pj. Bupati Ngawi Sudjono mengatakan, sangat mendukung upaya pengembangan padi Sidenuk untuk meningkatkan produktivtas pertanian Ngawi yang mencapai 800 ribu ton gabah. Diharapkan, dengan pembudidayaan varietas Sidenuk akan membantu mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Ngawi dan juga nasional.
"Pemerintah daerah akan menindaklanjuti arahan dari Kemenristekdikti dengan menerapkannya kesejumlah program yang mendukung. Selain tahan hama, diharapkan pendapatan petani juga semakin meningkat karena hasil panen juga naik," ujar Sudjono.
Usai melakukan panen perdana padi Sidenuk, rombongan Menristekdikti Muhammad Nasir kemudian melakukan inseminasi buatan pada hewan sapi di desa setempat.
"Dengan teknologi inseminasi buatan ini, diharapkan menghasilkan sapi berbobot diatas rata-rata. Di mana pada sapi Onggole rata-rata berbobot 200 hingga 300 kilogram. Dengan kawin suntik silang ini bisa menghasilkan bobot hingga 500 kilogram," ujar Nasir.
Kondisi tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup petani dan peternak di wilayah Ngawi dan Tanah Air pada umumnya. Dalam acara tersebut Menristekdikti juga memberikan bantuan benih padi Sidenuk dan sperma sapi unggulan untuk inseminasi buatan.
Selain dihadiri oleh pejabat di lingkup Pemkab Ngawi, acara panen perdana padi Sidenuk dan inseminasi buatan sapi Sumba Onggole di Teguhan juga dihadiri oleh Dandim Ngawi Letkol Inf Sugiyono dan kelompok tani desa setempat.(*)
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Muhammad Nasir, di Ngawi, Sabtu mengatakan, varietas padi Sidenuk dipilih karena memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan varietas padi pada umumnya.
"Varietas padi Sidenuk memiliki tiga keunggulan, yakni masa tanam singkat, hasil panen banyak hingga 9 ton per hektare, serta tahan hama wereng," ujar Menristekdikti, Muhammad Nasir, saat menghadiri panen perdana padi Sidenuk di Desa Teguhan, Kecamatan Paron, Ngawi.
Adapun, luas lahan pertanian di Kabupaten Ngawi yang telah digunakan untuk budi daya padi unggul varietas Inpari Sidenuk mencapai 5 hektare.
Ia menjelaskan, pengembangan padi Sidenuk di Kabupaten Ngawi kali ini merupakan yang pertama kalinya. Selain itu, penanaman padi Sidenuk juga merupakan tidak lanjut dari kerja sama pemkab setempat dengan Kemenristekdikti di bidang pertanian dan peternakan.
"Kali ini merupakan panen perdana. Petani bisa menghasilkan 9 hingga 10 ton per hektarenya," tutur Muhammad Nasir.
Pj. Bupati Ngawi Sudjono mengatakan, sangat mendukung upaya pengembangan padi Sidenuk untuk meningkatkan produktivtas pertanian Ngawi yang mencapai 800 ribu ton gabah. Diharapkan, dengan pembudidayaan varietas Sidenuk akan membantu mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Ngawi dan juga nasional.
"Pemerintah daerah akan menindaklanjuti arahan dari Kemenristekdikti dengan menerapkannya kesejumlah program yang mendukung. Selain tahan hama, diharapkan pendapatan petani juga semakin meningkat karena hasil panen juga naik," ujar Sudjono.
Usai melakukan panen perdana padi Sidenuk, rombongan Menristekdikti Muhammad Nasir kemudian melakukan inseminasi buatan pada hewan sapi di desa setempat.
"Dengan teknologi inseminasi buatan ini, diharapkan menghasilkan sapi berbobot diatas rata-rata. Di mana pada sapi Onggole rata-rata berbobot 200 hingga 300 kilogram. Dengan kawin suntik silang ini bisa menghasilkan bobot hingga 500 kilogram," ujar Nasir.
Kondisi tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup petani dan peternak di wilayah Ngawi dan Tanah Air pada umumnya. Dalam acara tersebut Menristekdikti juga memberikan bantuan benih padi Sidenuk dan sperma sapi unggulan untuk inseminasi buatan.
Selain dihadiri oleh pejabat di lingkup Pemkab Ngawi, acara panen perdana padi Sidenuk dan inseminasi buatan sapi Sumba Onggole di Teguhan juga dihadiri oleh Dandim Ngawi Letkol Inf Sugiyono dan kelompok tani desa setempat.(*)